Kisah 'Keparnoan' Raja Shaka Zulu, Punya Banyak Selir tapi Tak Ragu Lakukan Hal Gila Tiap Kali Mereka Hamil, Mirip Firaun di Zaman Musa

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Raja Shaka Zulu

Intisari-Online.com- Raja Shaka Zulu hidup sezaman kaisar Prancis, Napoleon, dan bahkan dijuluki sebagai 'Napoleon Afrika' oleh beberapa orang.

Namun, terlepas dari reputasi mereka sebagai pemimpin militer yang hebat, Shaka lebih diingat sebagai orang gila yang kejam dan haus darah.

Konon kekejaman itu dipercayai karena Shaka adalah seorang anak haram.

Sebagai seorang anak haram, Shaka pernah disuruh untuk menggiring anjing guna menjaga domba-domba merumput.

Namun Shaka muda malah menyuruh seekor anjing untuk membunuh salah satu domba.

Itu membuat ayahnya marah dan mengusir Shaka dan ibunya ke pondok desa tradisional Afrika.

Selama beberapa tahun berikutnya, Shaka dan ibunya mengembara dan pada 1803 mereka menemukan perlindungan dari hegemoni Mthethwa.

Tahta Mthethwa diduduki oleh Raja Dingiswayo dan di bawah raja ini nasib Shaka mulai membaik.

Baca Juga: Kisah Jane Shore, Selir Kesayangan Raja Edward IV yang Diarak dengan Mengenakan Pakaian Minim Karena Melakukan Hal Ini untuk Bertahan di Kerajaan Setelah Kematian Raja

Baca Juga: Misteri Joyeuse, Pedang Legendaris dan Harta Karun Pribadi Kaisar Charlemagne, ‘Berisikan’ Peninggalan Orang Suci yang Berikan Kekuatan Magis, Digunakan dalam Penobatan Raja Selama Berabad-abad

Shaka Menjadi Pendekar

Pada usia 16 tahun, Shaka menjadi anak gembala raja karena kecerdasan, keberanian, dan inovasinya.

Persaingan sengit antara penggembala ternak di wilayah tersebut juga menimbulkan konflik.

Dingiswayo mempersiapkan ini dengan mengorganisir para pemuda ke dalam resimen berdasarkan kelompok usia mereka.

Shaka segera direkrut sebagai seorang prajurit, dan resimennya dikenal sebagai Izi-cwe ('Bushmen').

Shaka diperlengkapi dengan perisai oval dan tiga tombak.

Pertempuran antara suku-suku biasanya diawali dengan dua orang yang saling berdiri berhadap-hadapan pada jarak 35 hingga 45 meter.

Kemudian masing-masing pihak akan melemparkan tombak ke arah musuh.

Baca Juga: Mulai dari 'Teman Tidur' Raja Hingga Ratusan Selir, Begini Kisah Wanita dalam Kehidupan Raja Louis XIV, Tak Berdaya dan Hanya Bisa Pasrah di Bawah Kuasa Ibunya

Baca Juga: Sebelum Mulan, Temui Lady Fu Hao, Ratu Prajurit Wanita Terkenal dari Tiongkok Kuno, Salah Satu dari Istri Raja yang Miliki Pasukan Hingga 13.000 Tentara, Harus Diramal Dahulu Sebelum Pergi Perang

Pertempuran berakhir ketika salah satu dari mereka melarikan diri, atau jika dikejar mereka akan meletakkan senjatanya dan menyerah kalah.

Shaka Merancang Tombak dan Pertempuran Baru

Karena tombak pemberian itu dirasanya terlalu rapuh, maka Shaka menciptakan iklwa, sebuah tombak dengan pisau besar yang melekat pada pegangan pendek yang kuat.

Shaka juga menyempurnakan formasi militer yang ada ke dalam formasi ‘tanduk kerbau’ yang sekarang dikenal.

Formasi ini terdiri dari ‘kepala’ (badan utama), ‘tanduk’ (kekuatan mengapit) dan ‘pinggang’ (cadangan).

Menjadi Kejam

Selama bertahun-tahun, Shaka mengalahkan para pemimpin lainnya, dan memperbesar wilayah yang dikendalikan oleh Zulu.

Shaka juga menjadi semakin brutal dan gila.

Baca Juga: Perang Bubat Melahirkan Larangan Keturunan Sunda Nikahi Kerabat Majapahit, Sosok Raja Ini Melanggarnya hingga Harus Serahkan Tahtanya

Baca Juga: Sering Terjadi Gempa dan Gunung Meletus pada Masa Pemerintahannya, Inilah Kertawijaya, Raja Majapahit Ketujuh, Benarkah Penggantinya adalah Orang yang Membunuhnya?

Misalnya, ia akan menyuruh para pejuangnya dipukuli sampai mati karena lemah dan pengecut.

Lebih jauh lagi, dia tidak mengambil istri sah karena paranoid ahli waris tahta akan berencana untuk melawannya.

Bahkan jika seorang selir hamil, dia akan dieksekusi. Mirip seperti firaun di zaman Musa yang menghendaki setiap bayi laki-laki yang lahir untuk dihabisi.

Seberapa Jauh Kebenaran Kisah Ini?

Meskipun kisah kebrutalan dan kegilaan Shaka terkenal hari ini, namun tidak jelas seberapa jauh kebenaran kisah ini.

Namun dikarenakan banyak sumber berasal dari pendongeng Zulu yang bias dari era kolonial, mungkin saja kebrutalannya dibesar-besarkan.

Baca Juga: Pelayannya Wajib Miliki 'Organ' Besar, Inilah Elagabalus, Kaisar Romawi Transgender yang Nyaris Dikubur Hidup-hidup Usai Nekat Nikahi 'Perawan Ini'

Baca Juga: ‘Parno’ Berlebihan Raja Erik XIV dari Swedia Ini Bikin Pemerintahannya Penuh dengan Kekerasan, Pelayan yang Batuk Bisa-bisa Dibunuhnya, Bahkan Prajurit Muda pun ‘Dihabisinya’ dengan Mengerikan

(*)

Artikel Terkait