Raja Bel Marduk menjadikan dirinya raja atas segalanya dan menuntut untuk disembah, tetapi Hayk menolak, karena menganggap dia adalah dewa yang sombong, kemudian Hayk melarikan diri bersama keluarga dan hewannya ke tanah Ararat.
Di dekat Gunung Ararat, Hayk mendirikan sebuah desa yang diberi nama Haykashen.
Dia menetap di sana dengan rumah tangga besar yang terdiri dari 300 orang, tetapi menyadari bahwa hidup tidak akan damai.
Karena Raja Bel melakukan berbagai upaya untuk membuat Hayk kembali, tetapi Hayk tetap menolak, dan ini yang membuat marah dewa Babel.
Movses Khorenatsi dalam bukunya menulis, “Hayk adalah pria yang tampan, ramah, dengan rambut keriting, mata berbinar, dan lengan yang kuat.
Dia adalah pria dengan perawakan raksasa, pemanah yang perkasa, dan pejuang yang tak kenal takut.
Hayk dan rakyatnya, dari zaman nenek moyang mereka Nuh dan Yafet, telah berimigrasi ke selatan menuju tanah yang lebih hangat di dekat Babel, yang diperintah oleh seorang raksasa jahat, Bel.
Bel mencoba memaksakan tiraninya pada rakyat Hayk, melansir Ancient Pages.
Namun Hayk yang bangga menolak untuk tunduk pada Bel.
Segera setelah putranya Aramaniak lahir, Hayk bangkit dan memimpin rakyatnya ke utara menuju tanah Ararad. Di kaki gunung dia membangun sebuah desa dan memberinya nama, memanggil Haykashen."
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR