Intisari-Online.com - Baik dulu maupun sekarang, merupakan hal biasa jika seorang raja memiliki istri lebih dari satu.
Para raja biasanya memiliki selir yang jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan.
Raja Thailand saat ini, Maha Vajiralongkornmisalnya, misalnya, ia dikenal sebagai raja dengan puluhan selir.
Dari masa lalu, Raja Moulay Ismail dari Maroko merupakan raja yang terkenal dengan ratusan istri, termasuk baik istri sah dan selir.
Dalam sejarahnya, raja-raja di Jawa pun demikian.
Tetapi rupanya, ada pula raja dari Jawa yang hanya punya satu istri sampai akhir hayatnya.
Dia juga merupakan keturunan raja Mataram pertama yang menjalani monogami.
Raja Mataram tersebut adalah Sri Susuhunan Pakubuwono VIII.
Melansir Kompas.com, Sri Susuhunan Pakubuwono VIII adalah raja Kasunanan Surakarta yang berkuasa antara 1858-1861.
Masa pemerintahannya terbilang sangat singkat dan tidak banyak terjadi gejolak antara kerabat keraton.
ia memerintah antara 1858-1861, atau tiga tahun saja.
Pakubuwono VIII dikenal sebagai raja keturunan Mataram pertama yang hanya memiliki satu istri.
Lahir pada 20 April 1789, Pakubuwono VIII adalah putra Pakubuwono IV sekaligus kakak dari Pakubuwono VII, tetapi lain ibu.
Ibunya adalah seorang selir bernama Raden Mas Ayu Rantansari, putri Ngabehi Joyokartiko, seorang abdi dalem di Kadipaten Anom.
Pakubuwono VIII lahir dengan nama kecil Raden Mas Kuseni.
Kemudian pada 1805 dia diangkat sebagai pangeran dan diberi gelar Gusti Pangeran Haryo Hangabehi.
Ia dikenal memiliki kepribadian menarik, bersahaja, pandai dalam berbagai hal, dan mudah bergaul.
Karena kepribadiannya itu, KGPH Hangabehi dipercaya untuk mengemban tugas-tugas keraton. Terlebih lagi, sang adik, Pakubuwono VII, tidak memiliki keturunan laki-laki.
Ketika Pakubuwono VII wafat, kerabat keraton melakukan urun rembug untuk menentukan pewaris takhta selanjutnya.
Atas kesepakatan bersama, KGPH Hangabehi dipilih sebagai penerus Pakubuwono VII dan diberi gelar Pakubuwono VIII.
Pakubuwono VIII menjadi raja di usia senja, ketika ia dinobatkan sebagai raja pada 17 Agustus 1858, dia telah berusia 69 tahun.
Masa pemerintahannya cukup tenang dan tidak banyak gejolak antara kerabat keraton. Pakubuwono VIII juga akrab dengan berbagai kalangan dan berusaha menjalankan pemerintahannya dengan bijaksana.
Lalu, siapa istri satu-satunya dalam hidup Pakubuwono VIII?
Dia adalah Bendoro Raden Ayu Ngaisah, putri Kanjeng Pangeran Adipati Purbonegoro yang berkuasa di Kediri.
Adipati Purbonegoro sendiri adalah putra Mangkunegoro I, pendiri Kadipaten Mangkunegaran.
Pakubuwono VIII wafat pada 28 Desember 1861 dan jenzahnya dimakamkan di Astana Laweyan, Surakarta.
Hingga akhir hayatnya, Pakubuwono VIII tidak memiliki istri lagi selain Bendoro Raden Ayu Ngaisah.
Itu pun menjadikan Pakubuwono VIII sebagai raja keturunan Mataram pertama yang tidak melakukan poligami (beristri lebih dari satu).
(*)