Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina kian memanas.
Bahkan muncuk kekhawatiran bahwa konflik Rusia dan Ukraina bisa memicu perang.
Dan Presiden Rusia Vladimir Putin makin menunjukkannya.
Bagaimana tidak, orang terkuat di Rusia itu mendadakmengirim kapal perang ke Laut Barents.
Tujuannya untuk berlatih melindungi jalur pelayaran utama di Kutub Utara.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (27/1/2022), latihan di Kutub Utara itu sendiri melibatkan sekitar 30 kapal perang, 20 pesawat dan 1.200 personel.
Semuanya dirancang untuk menilai kesiapan tempur pasukan di Kutub Utara dan kemampuan mereka untuk melindungi Rute Laut Utara.
Pergerakan militer Rusia diawasi dengan ketat oleh Barat pada saat penumpukan pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina telah memicu kekhawatiran akan perang habis-habisan.
"Latihan tersebut akan melihat pasukan berlatih memukul mundur ancaman militer dan membantu memastikan keamanan jalur laut dan wilayah kegiatan ekonomi maritim Rusia di laut utara jika terjadi krisis," kataArmada Utara.
Rusiamengadakan latihan militer pada hari Rabu dan mengerahkan lebih banyak pasukan dan jet tempur ke Belarus untuk latihan yang akan berlangsung bulan depan sebagai bagian dari latihan angkatan laut.
Kementerian Pertahanan mengatakan pasukan artileri Rusia di wilayah Rostov selatan yang berbatasan dengan Ukraina akan berlatih menembak pada Rabu malam sebagai bagian dari inspeksi kesiapan tempur Distrik Militer Selatan.
Secara terpisah, kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah mengerahkan unit penerjun payung ke Belarus pada hari Rabu, sehari setelah memindahkan pasukan artileri dan marinir menjelang latihan bersama bulan depan, menurut kantor berita Interfax.
Dikatakan bahwa Rusia juga memindahkan jet tempur Su-35 ke Belarus untuk latihan "Allied Resolve".
Penumpukan pasukan Rusia di Belarus, utara Ukraina, menciptakan front baru untuk kemungkinan serangan.
Kantor berita RIA mengatakan lebih dari 20 kapal Rusia telah memulai latihan di Laut Hitam, selatan Ukraina.
Itu terjadi ketika orang penting Kremlin di Ukraina akan bertemu dengan pejabat dari Prancis, Jerman, dan Ukraina untuk pembicaraan "format Normandia" di Paris dengan latar belakang penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina yang telah memicu kekhawatiran akan invasi.
Rusia menegaskan tidak berencana untuk menyerang, tetapi Barat telah mengancam hukuman ekonomi yang berat jika itu terjadi.
Apalagi konflik ini hampir delapan tahun terjadi setelah Rusia merebut Krimea dan mendukung pejuang separatis di Donbass di Ukraina timur.
Ini merupakan konfrontasi Timur-Barat paling berbahaya sejak Perang Dingin.