Intisari-online.com - Majapahit merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada 1293, sebagai sebuah kerajaan terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia.
Majapahit menjadi sebuah kerajaan, setelah meneruskan sistem lama yang dibawa kerajaan Medang.
Menurut keterangan Mpu Prapanca, Majapahit meneruskan sistem kerajaan yang telah dilaksanakan kerajaan Medang.
Sistem ini diteruskan dan dilaksanakan Raja Kahuripan Airlangga.
Airlangga meneruskan sistem kerajaan Medang, sebagai sebuah negara, yang juga dilaksanakan oleh Kahuripan.
Sebagai negara terpusat dengan wilayah Jawa sebagai cakupannya, Majapahit adalah pusat pemerintahannya.
Lalu Majapahit juga mengelola zona wilayah kerajaan sama seperti kerajaan Medang.
Menurut Carita Da Parahyanga, kerajaan Medang mengelola 5 zona komesial di Asia Tenggara, yang diteruskan oleh Majapahit.
Baca Juga: Ini Dia Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit Dari Dalam dan Luar Negeri
Zona pertama yaitu, Teluk Benggala, mencakup India, Sri Lanka, Birma, hingga pantai utara Sumatera.
Kedua, Zona Selat Malaka, ketika Zona Laut China Selatan, mencakup pantai timur semenanjung Malaysia, Thailand, dan Vietnam Selatan.
Keempat, Zona Sulu yang mencakup daerah Pantai Barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanau, dan pantai utara Kalimantan.
Terakhir adalah Zona Laut Jawa, yang mencakup wilayah Kalimantan Selatan, Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
Kemudian, pada masa Prabu Kertajasa Jayawijaya aliasn Raden Wijaya, pendiri Majapahit mencatatkan mengelola zona komersial Asia Tenggara yaitu Laut Arab.
Mencakup wilayah, Coachin, Malabar Oman, dan Aden.
Kemudian, Zona Laut Merah mencakup Mombasa, Mogadhisu, Muza, Berenike dan terakhir ke Alexandria.
Penguasaan Zona ini karena produk akhir kawasan Cina, India dan Asia Tenggara bermuara di Laut Merah, yang kemudian melakukan pendistribusian ke seluruh Eropa oleh Jawa.
Tak hanya mengelola zona saja, untuk menjaga keamanan nusantara dari gangguan asing Majapahit melakukan pendekatan kebudayaan.
Kepentingan disini adalah kemampuan Majapahit dalam mengelola seluruh potensi dalam negerinya yang bisa diakses ke semua wilayah yang membutuhkan.
Pendekatan ini dilakukan karena hubungan dengan wilayah yang disatukan ke wilayah mancanegara, pada masa itu sangat bergantung pada raja yang memerintah.
Karena jika terjadi perubahan pemimpin, akan menyebabkan perubahan kebijakan, terkait hubungan dengan Majapahit.
Untuk mengelola kepentingan agar tidak terganggu Majapahit juga melakukan berbagai hal baik terhadap negara lain, atau wilayah kekuasannya.
Majapahit juga tercatat memiliki hubungan dengan Arab sebagai negara mitra.
Dalam catatan Mpu Prapanca, menyebut mitra Majapahit adalah Yawana atau Arab.
Lalu, Majapahit juga melakukan pendekatan kebudayaan sama seperti yang dilakukan kerajaan Medang.
Baca Juga: Apa Faktor Penyebab Majapahit Menjadi Kerajaan Besar Agraris dan Perdagangan?
Mengadopsi hukum utama Islam terkait mitra dagang, dan lrangan makan babi dan minum alkohol.
Adopsi hukum Islan seperti dilarang makan babi dan minum alkohol tercatat dalam Adiparwa Jawa Kuno.
Menurut Adiparwa Jawa Kuno, alkohol dilarang diminum oleh para Brahmana baik secara bijak atau tidak, dan juga dilarang makan babi.