Setelah ditinggal menikah oleh Ra Tanca, Dyah Wiyat dijodohkan dengan Raden Kudamerta atau Bhre Wengker yang merupakan seorang bangsawan dari Wengker.
Namun antara Raden Kudamerta dan Dyah Wiyat tidak dilandaskan cinta saat dijodohkan.
Dijelaskan pula bahwa sebelum menikah dengan Dyah Wiyat, Raden Kudamerta telah memiliki istri bernama Dyah Menur Hardiningsih dan memiliki seorang anak laki-laki.
Hal inilah yang membuat terjadinya cinta segitiga dalam lingkaran Majapahit.
Setelah kegagalan cintanya dengan Ra Tanca karena status sosial, Dyah Wiyat kini harus menerima perjodohan dengan suami wanita lain.
Ketika menikah dengan Raden Kudamerta, ia berhadapan dengan kenyataan bahwa Raden Kudamerta sebelumnya telah beristri dan memiliki seorang anak.
Nasib istri Raden Kudamerta, Dyah Menur pun sangat malang.
Dyah Menur menyingkir karena mendengar saat Raden Kudamerta mengaku belum memiliki istri.
Dyah Wiyat sangat ingin berbagi suami dengan Dyah Menur.
Namun, hal itu tak pernah terjadi hingga Dyah Wiyat menjadi Raja Majapahit bersama dengan kakaknya Tribhuwana Tunggadewi.
Dilansir Kompas.com dari buku Tafsir Sejarah Nagarakrtagama oleh Slamet Muljana dan Sejarah Raja-raja Jawa: Sejarah Kehidupan Kraton dan Perkembangannya di Jawa oleh Purwadi.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR