Intisari-Online.com – Kerajaan Badung yang berdiri pada abad ke-18 ini adalah kerajaan yang terletak di Pulau Bali bagian selatan, dengan pusat pemerintahan berada di Puri Agung Denpasar.
Kerajaan Badung sempat terlibat konflik dengan Belanda hingga terjadi Perang Puputan Badung, dan setelah perang tersebut selesai pada awal abad ke-20, Kerajaan Badung pun dikuasai penuh oleh Belanda.
Begini kisah berdirinya Kerajaan Badung.
Tahun 1343, ketika itu Kerajaan Majapahit masih menguasai Bali dengan pusat kekuasaan berada di Samprangan, dengan dipimpin Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan.
Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan ini memiliki putra mahkota yang bernama I Dewa Anom Pemayun, yang menurut legenda cerita Bali, melakukan perjalanan panjang menuju daerah Pura Ulun Danu Batur.
Sesampainya di Pura, dia memohon kepada Ida Betari Ulun Danu Batur untuk diberikan panugrahan agar di masa depan menjadi seorang yang berwibawa dan dihargai oleh rakyatnya.
Permohonan tersebut dikabulkan dan Ida Betari Batur meminta I Dewa Anom Pemayun untuk pergi ke barat daya, tepatnya Gumi Badeng di Tojaya.
Ketika itu, daerah tersebut ditempati oleh Ki Bendesa bersama dengan saudaranya, yaitu Ki Pasek Kabayan, Ki Ngukuhin, dan Ki Tangkas.
Melalui musyawarah antara Ki Bendesa dan saudaranya, maka diputuskan bahwa I Dewa Anom Pemayun diangkat menjadi penguasa di daerah tersebut dan mendapat gelar Sira Arya Benculuk Tegeh Kori.
Bersama warga desa, Ki Bendesa kemudian membangun istana yang diberi nama Puri Benculuk, dan wilayah tersebut ditetapkan namanya menjadi Badung, yang berasal dari kata Badeng.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR