Intisari - Online.com - Hubungan China dengan Amerika Latin dan Karibia telah berevolusi jauh melampaui titik ketika China semata-mata hanya tantangan dari tatanan yang sudah ada.
Jurnalis Asia Times Scott Foster dan Profesor David Arase dari Hopkins-Nanjing Center membeberkan mengapa kini China mulai menguasai Amerika Latin dan Karibia setelah sukses mengembangkan proyek infrastruktur mereka di Afrika.
Arase menyebut, "jumlah dan distribusi proyek investasi pelabuhan sangat impresif dan dapat membuat Jalur Sutra Maritim China mengelilingi seluruh dunia dari Pasifik Selatan ke Amerika Latin, melalui Kanal Panama dan Karibia ke Brasil, kemudian ke pelabuhan Belt & Road di Afrika Barat."
Keseluruhannya, apa yang sedang terjadi menggarisbawahi pernyataan jika Amerika Latin adalah "halaman belakang" Amerika Serikat.
Laksamana Craig Faller, kepala Komando Selatan AS, baru-baru ini mengatakan kepada NBC News: "pengaruh China bersifat global, dan di mana-mana di belahan dunia, dan bergerak maju dalam cara yang mengkhawatirkan."
Kuba bergabung dengan Belt and Road
Tepat pada 25 Desember 2021, Kuba dan China menandatangani sebuah "rencana kerjasama" untuk promosi gabungan Belt and Road Initiative.
Foster menyebut kesepakatan itu menjadi hadiah natal bagi Presiden AS Joe Biden, Senator Marco Rubio dan lainnya di Washington, DC, yang juga membenci Kuba sama besarnya dengan rasa benci mereka kepada China.
"Atau pengingat jika Taiwan bukanlah pulau lepas pantai dari kepentingan strategis mereka," tulis Foster dikutip dari Asia Times.
Kuba bergabung dengan Belt & Road pada 2018 melalui sebuah MoU.
KOMENTAR