Advertorial
Intisari-online.com - Sebuah film dokumenter baru-baru ini mengungkap kehidupan mengerikan di dalam penjara paling berbahaya di dunia.
Penjara itu terletak di negara bagian Guarico, Venezuela, sebuah penjara yang dianggap terburuk di dunia.
Banyak penjahat kelas kakap dijebloksan ke dalamnya, dan memiliki kasus kejahatan kelas berat.
Namun, irosnisnya kehidupan dalam penjara ini lebih mengerikan daripada di dunia luar.
Menurut Daily Star Minggu (20/12/20), narapidana lebih berkuasa di dalam penjara ini daripada sipir penjaga penjara.
Dokumenter itu, mengungkapkan tentang kehidupan di penjara paling berbahaya di dunia.
Penjaga bersenjata tidak berani ikut campur dalam kehidupan para narapidana di dalamnya.
Oleh sebab itu, narapidana bebas melakukan apapun, termasuk transaksi narkoba hingga kepemilikan senjata api.
Istri dan pacar para narapidana bebas keluar masuk ke dalam penjara kapanpun mereka mau.
Pesta dan sorak sorai biasa terdengar di penjara itu setiap akhir pekan, dan mereka tampak seperti bukan orang dipenjara.
Andres Figueredo Thomson, adalah sutradara film dokumenter berjudul La Causa tersebut.
Dia membutuhkan waktu delapan tahun untuk menyelesaikan film tersebut.
Andres adalah orang yang langsung masuk ke dalam penjara untuk mendapatkan pemandangan yang realistis.
Direktur Andres, yang saat ini tinggal di AS, berkata," Sangat mengganggu melihat para tahanan memegang senjata dan granat."
"Di dalam penjara ada bau aneh, kondisi kehidupan di dalamnya kurang baik," katanya.
"Seperti medan perang. Atau adegan pasca-apokaliptik," imbuhnya.
"Ada narapidana yang masih memperdagangkan narkoba sambil menggendong anaknya dengan satu tangan," tambah Andres.
Lembaga Pemasyarakatan Umum, seperti penjara terkenal lainnya di Amerika Selatan, dijalankan oleh geng narkoba.
Seorang taipan memberlakukan aturan di dalam penjara.
Narapidana yang ingin membawa narkoba dan senjata ke dalam harus membayar.
Narapidana yang melanggar aturan yang ditetapkan bos akan dikenakan denda berat, dikirim ke tempat yang disebut "penjara di dalam penjara" sampai batas tertentu.
Andres, mengatakan penjara yang dikelola taipan "lebih aman" karena ketertiban, daripada kekacauan.
Narapidana dibagi menjadi 3 komponen saat dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Umum.
Komponen pertama adalah bebas hidup didalam penjara, bisa masuk kemana saja didalam penjara, mengkonsumsi narkoba tanpa ada larangan.
Anggota kedua selalu memegang alkitab di tangannya dan memakai dasinya, baik bertugas membersihkan penjara maupun bertugas memasak.
Yang terakhir diperlakukan paling buruk, seperti di "penjara di dalam penjara".
Pasukan bersenjata dan Polri hanya mengawasi perimeter, tidak secara langsung mengganggu aktivitas di dalam penjara, menurut isi film dokumenter tersebut.