Advertorial
Intisari-Online.com - Di India terdapat sebuah pernikahan yang oleh masyarakatnya disebut sebagai 'love jihad'.
Pelaksanaan 'love jihad' diduga melibatkan seorang pria Muslim pria yang membujuk wanita untuk berpindah agama melalui pernikahan.
Dalam kaitannya yang terjadi di India, wanita Hindu diduga dibujuk oleh pria Muslim untuk menjauh dari agamanya sebelum dinikahi.
Namun, baru-baru ini partai nasionalis Hindu yang berkuasa di India menyetujui undang-undang di negara bagian terpadat di negara itu pada hari Selasa.
Melansir dw.com, Rabu (25/11/2020), undang-undang itu akan memberi sanksi bagi siapa pun yang menggunakan pernikahan untuk memaksa seseorang untuk pindah agama akan menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun lamanya.
Uttar Pradesh adalah negara bagian pertama di negara itu yang menerapkan undang-undang semacam itu.
Hal itu terjadi setelah kampanye oleh kelompok-kelompok Hindu garis keras yang menentang beberapa pernikahan beda agama.
Namun, para kritikus mengatakan undang-undang baru yang disetujui oleh kabinet negara bagian Uttar Pradesh, yangdijalankan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi, bertujuan untuk semakin mengasingkan 170 juta Muslim India.
Undang-undang itu membuat Muslim Indiatampak sebagai penyerang yang berencana untuk melemahkan wanita Hindu.
Modi dan BJP dituduh memiliki agenda anti-Muslim.
Berdasarkan keputusan baru, pria dan wanita dari agama yang berbeda harus memberikan pemberitahuan dua bulan kepada hakim distrik sebelum mereka menikah.
Pasangan beda agama yang akan menikah tersebuthanya akan diizinkan untukmenikah dengan syarat tidak ada keberatan.
Ambisi pertama Hindu
Hindu membentuk 80% dari 1,3 miliar populasi India, sementara Muslim mencapai sekitar 14%.
Kelompok garis keras baru-baru ini meningkatkan kampanye untuk India Hindu-pertama.
Pada bulan Oktober, merek perhiasan Tanishqmenarik iklan televisi yang menampilkan sebuah keluarga Hindu-Muslim merayakan baby shower, setelah kritik dari nasionalis Hindu dan BJP yang berkuasa.
Mereka mengatakan iklan itu mempromosikan "love jihad."