Indonesia mencapai kebijakan luar negeri "bebas aktif" setelah menyatakan kemerdekaan dari Belanda pada 1945.
Sampai saat ini Indonesia masih menolak menandatangani persekutuan dengan negara-negara lain, dan menjadi anggota penuh komitmen dari Gerakan Non-Blok dan bereaksi marah jika ada ancaman terhadap kedaulatannya.
Hubungan dengan Washington sendiri telah seperti jungkat-jungkit berpuluh-puluh tahun lamanya.
AS mengakhiri periode konfrontasi yang panjang dengan Soekarno, presiden pertama Indonesia, dengan mendukung kudeta Soeharto, yang diketahui semua orang menggulingkan Soekarno.
Namun pemerintah Indonesia mengecam Washington karena Indonesia merasa Presiden Bill Clinton telah menekan Indonesia untuk menerima hukuman talangan IMF di tahun 1998 dan kemudian memberikan referendum kemerdekaan ke Timor Leste.
Kini, Indonesia menjaga hubungan dekat dengan musuh AS, Rusia dan Iran, dan juga ada hubungan yang tumbuh dengan China.
Di bawah kepemimpinan Jokowi, China menjadi salah satu investor terbesar Indonesia, menghabiskan miliaran dolar untuk jalan raya baru, pembangkit listrik dan kereta cepat.
China juga menyediakan 80% vaksin Covid-19 Indonesia.
Sementara Indonesia bekerja sama dengan AS dalam bidang militer, kontraterorisme dan program pengembangan, Indonesia juga terang-terangan khawatir mengenai inisiatif keamanan AS di Indo-Pasifik, seperti kemitraan AUKUS yang bertujuan mempersenjatai negara tetangga Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
KOMENTAR