Nambi, yang saat itu menjabat sebagai patih Kerajaan Majapahit, tewas dalam sebuah serangan yang disulut oleh pejabat licik bernama Mahapati.
Tragedi tersebut sekaligus menandai runtuhnya Lumajang, yang berhubungan dengan Sadeng dan Keta.
Tewasnya Nambi dan runtuhnya Lumajang membawa duka sekaligus menyulut kemarahan Sadeng dan Keta. Pasalnya, Nambi adalah orang yang berjasa mengangkat derajat dua daerah tersebut.
Demi menuntut balas, Sadeng dan Keta melakukan persiapan besar-besaran untuk menyerang.
Selama bertahun-tahun, dua daerah ini tidak hanya merekrut dan melatih pasukan, tetapi juga mempersiapkan senjata.
Lalu, ketika Ratu Tribhuwana Tunggadewi naik takhta dan mengadakan pertemuan dengan para perwakilan dari daerah-daerah taklukkan Majapahit, kedua daerah tersebut tak hadir.
Dalam tradisi Kerajaan Majapahit, ketidakhadiran dapat diartikan sebagai upaya pemberontakan.
Setelah dipastikan, ternyata benar Sadeng dan Keta memang tengah bersiap untuk melakukan pemberontakan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR