Wilayah-wilayah tersebut adalah Bedahulu (Bali), Lombok, Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudera Pasai, Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludug, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjungkutai, dan Malinau.
Masa keemasan Majapahit berlangsung ketika Prabu Hayam Wuruk memerintah dan didampingi Gajah Mada. Wilayah Majapahit pun semakin luas, yakni hingga mencapai Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Batayan, Luwuk, Makassar, Buton, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.
Bangsa Indonesia telah menganggap Patih Gajah Mada sebagai pahlawan, simbol patriotisme dan persatuan nasional.
Terkenal dengan Sumpah Palapa dan keberhasilannya mendampingi Ratu dan Raja Majapahit memperluas wilayah kekuasaannya, tapi bagaimana Gajah Mada dinobatkan menjadi Mahapatih?
Jasa yang mengantarkan Gajah Mada mendapatkan gelar Mahapatih adalah berhasilnya ia memadamkan sebuah pemberontakan di masa kekuasaan Ratu Tribhuwana Tunggadewi.
Pemberontakan itu ialah Pemberontakan Sadeng dan Keta.
Peristiwa pemberontakan dua daerah taklukan Majapahit tersebut terjadi pada tahun 1331.
Peristiwa tersebut dilatarbelakangi oleh tewasnya patih pertama Kerajaan Majapahit bernama Nambi pada 1316.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR