Intisari-Online.com - Menegaskan seseorang sudah meninggal secara medis bukanlah hal mudah.
Ada proses panjang dan sebagian masih tidak dimengerti, menuju fase final orang benar-benar dianggap mati secara biologis.
Fase pertama disebut mati klinis ditandai dengan berhentinya pernapasan dan detak jantung.
Pada fase ini, impuls dari otak memudar dan panca-indera tidak lagi bereaksi.
Jika orang dipasangi alat kedokteran, akan terlihat di monitor bahwa kurvanya datar dan tidak lagi berdetak.
Pada fase ini sering terjadi near-death experience (NDE). Di Indonesia, NDE juga dikenal sebagai mati suri.
Orang yang sudah dinyatakan "mati klinis" dan kemudian hidup kembali sering menceritakan hal yang mirip.
Beberapa kasus medis membuktikan, ada orang yang sudah dinyatakan mati klinis selama beberapa menit, bisa hidup kembali setelah menjalani proses reanimasi klinis.
Fase kedua kematian disebut Mati Otak. Pada tahapan ini semua fungsi otak berhenti.
Pasien biasanya masih bisa "hidup" karena dibantu alat-alat kedokteran, seperti alat pernapasan alat pacu jantung dan lainnya.
Fase kematian biologis ditandai dengan kematian milyaran sel-sel tubuh. Karena tidak ada regenerasi sel, tanda-tanda kematin jelas terlihat.
Kulit jasad menunjukkan bercak-bercak kematian dan jasad menjadi kaku. Proses pembusukan juga dimulai dan berlangsung cepat.
Pada fase ini sudah tidak diragukan lagi bahwa makhluk hidup sudah mati. Tapi manusia adalah makhluk sosial dan beradab.
Meski begitu, dokter masih saja bisa 'kecolongan' seperti yang terjadi pada seorang pria "hidup lagi" setelah dinyatakan meninggal oleh dokter dan jasadnya disimpan di lemari pendingin kamar mayat selama 7 jam.
Pria bernama Srikesh Kumar ditabrak sepeda motor di Moradabad, India, dan dilarikan ke rumah sakit setempat dalam kondisi luka parah. Sesaat kemudian dinyatakan meninggal oleh dokter.
Keesokan paginya, jasad pria 40 tahun itu ditempatkan di lemari pendingin kamar mayat selama hampir 7 jam sampai anggota keluarganya datang untuk menandatangani dokumen otopsi.
Melansir The Sun pada Minggu (21/11/2021), saat menengok jasad Kumar, adik iparnya, Madhu Bala, menyadari bahwa pria itu masih bergerak.
Kepala kesehatan rumah sakit Dr Shiv Singh mengatakan, "Petugas medis darurat telah mengecek pasien pada pukul 3 pagi, dan tidak ada detak jantung."
Dia menggambarkan kondisi jasad hidup lagi sebagai salah satu dari "kasus yang paling langka...Kita tidak bisa menyebutnya kelalaian".
Sementara pihak keluarga pasien mengesampingkan kemungkinan adanya keajaiban "hidup lagi".
Keluarga bersikeras bahwa itu adalah kelalaian.
(*)