Catatan pemerintah Iran untuk mendukung ambisi wilayah Azerbaijan juga telah menekan Armenia selama puluhan tahun terakhir, tapi tampaknya tidak memenangkan hati dan pikiran pemerintah Azerbaijan di Baku.
Presiden Aliyev, menyebut Commonwealth of Independent States (CIS) Heads of State Council pada 15 Oktober, mengatakan, "selama 30 tahun, Armenia yang bekerja sama dengan iran, telah menggunakan wilayah Azerbaijan yang mereka duduki untuk melakukan perdagangan obat gelap ke Eropa."
Pernyataan ini adalah serangan verbal terbarunya menarget Teheran.
Reaksi Iran terhadap tuduhan itu, terpisah dari respon terhadap latihan militer, sebagian besar telah pasif.
Memang, bahkan seperti dorongan yang diberikan Aliyev atas retorika mempermalukan Iran, Presiden Iran Ebrahim Raisi belum mengatakan komentar apapun.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Iran sementara itu telah terjebak dalam diplomasi menyelesaikan perbedaan berdasarkan kehormatan bersama dan prinsip tetangga yang baik.
Beberapa pakar menyebut respon diam Iran kepada provokasi Azerbaijan menggarisbawahi kerentanan politik Iran akibat isolasi internasional.
Perkiraan pakar lainnya adalah Azerbaijan mengancam Iran untuk mengundang perhatian Israel yang juga mengembangkan kampanye anti-Iran, saat Tel Aviv mencari cara membangun jejak militer dan ekonomi di Azerbaijan dengan mata memata-matai perbatasan utara Iran.
Kedua negara sudah terlibat dalam perdagangan senjata dan kemitraan militer, dengan Azerbaijan membeli paket senjata senilai USD 8.3 miliar dari Israel tahun 2020, dilaporkan memakan anggaran 69% dari impor senjata Azerbaijan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR