"Dampak 8 reaktor kapal selam terhadap stok AS mungkin tidak menguntungkan tapi tidak akan diabaikan. Kecuali AS ganti menggunakan uranium diperkaya rendah (LEU), yang secara ironis, adalah yang dipakai oleh Perancis yang awalnya hendak dipakai Australia, atau berganti dengan kelas bahan bakar LEU+ non senjata untuk masa depan kapal angkatan lautnya, mengisi bahan bakar 8 kapal baru akan mempercepat kebutuhan Washington untuk memproduksi stok HEU baru."
Menurut Engel, hasil itu tidak hanya langsung diketahui upaya Indonesia untuk membangun FMCT, tapi juga membuat AS ragu memiliki instrumen ini dari awal.
"Australia juga telah menjadi pemain aktif dalam negosiasi FMCT, dan secara resmi tetap berkomitmen untuk mengembangkan rezim yang bisa dipakai untuk 'mengurangi jumlah material fisil yang tersedia untuk senjata nuklir'."
"Akan sangat menggoda untuk mengabaikan pernyataan Jakarta dan komentar mereka dalam dua hal.
"Pertama, bagaimanapun penanganannya, pernyataan publik resmi menunjukkan Australia perlu diingatkan menjadikan nyata kewajiban non-proliferasi penting jika pelanggaran semangatnya ada, dibandingkan pelanggaran yang benar-benar terjadi."
Engel menekankan Indonesia telah mengkritik politikus Australia atas diplomasi megafon di masa lalu.
Atas hal ini, pesan Indonesia disebut Engel hampir tidak disuarakan, tapi tidak kurang dari isyarat performatif yang diarahkan pada konstituen domestik yang siap mendengarkan seruannya.
Pemerintah bisa meningkatkan kekhawatiran lewat saluran diplomasi tertutup yang biasanya mereka desak untuk dipakai Australia ketika punya kekhawatiran dengan Indonesia, papar Engel.
KOMENTAR