"Mengingat status non-proliferasi Australia yang tidak terkalahkan dan sudah bekerja dengan baik mengontrol persenjataan dalam puluhan tahun, tentunya sudah menjadi kredit yang cukup bagi Jakarta untuk memperlebar masalah ini.
"Kemudian masalah kedua adalah kesetaraan.
"Kekhawatiran Jakarta terhadap tingkah Australia tidak setara dengan kekhawatiran mereka terhadap negara yang sama-sama memiliki kemitraan strategis dengan Indonesia: China."
Engel menyebut pengamat lebih banyak menemukan rudal hipersonik China di Jakarta, daripada komentar dari pemerintah Indonesia jiak senjata itu bisa menjadi sumber marabahaya dan harapan wilayah mereka tidak terlibat dalam perlombaan senjata.
"Pernyataan resmi Jakarta malah menyatakan jika mereka melihat kapal selam Australia yang hipotesanya membawa senjata konvensional entah bagaimana lebih mengancam perdamaian wilayah daripada rudal kelas baru yang dirancang China membawa hulu ledak nuklir.
"Indonesia bisa mengatakan jika China, sebagai negara pemilik senjata nuklir di bawah NPT, memiliki hak untuk mempersenjatai diri mereka, sebuah prerogatif jika Australia, negara yang menyetujui NPT dalam hubungan yang baik, tidak mencari atau tidak memiliki kemampuan itu.
"Sehingga Jakarta bisa berargumen, tidak patut baginya 'mengecam aksi China' atau memperingatkannya untuk kewajiban hukumnya, sejak aksinya tidak melanggar apa-apa."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR