Intisari - Online.com - Pada kontes geopolitik dunia, saat suatu negara bertingkah atau memilih sikap, negara lain akan memperhatikannya dan mempertanyakan keseriusannya.
Seperti yang dilakukan oleh Australia terhadap Indonesia lewat para pakarnya ini.
Pakar Indonesia untuk Institut Kebijakan Strategi Australia (ASPI), mencecar sikap Indonesia yang dinilai menganut paham bebas aktif, tapi tidak setara.
David Engel menulis di The Strategist, jika Indonesia tidak bisa memperlakukan dua pihak dengan setara.
"Dengan bangga mengaku tidak memihak, Indonesia tidak pernah kehabisan kesempatan untuk menekankan jika Indonesia tidak berniat memihak di kontes Indo-Pasifik.
"Namun bukan berarti Indonesia bisa memperlakukan dua pihak dengan setara."
Engel kemudian menjelaskan sikap Indonesia terhadap kesepakatan kapal selam nuklir Australia (AUKUS), yang mana Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan "sangat prihatin" hal itu menjadi pemicu meningkatnya perlombaan senjata regional.
"Pemerintah Indonesia membeberkan ketakutannya dalam sebuah pernyataan resmi. Rasanya cukup gelisah untuk mengingatkan Australia, satu dari dua negara yang memiliki kemitraan strategis komprehensif dengan Indonesia, mengenai kebijakan non-proliferasi dan kewajiban hukum internasional lain serta komitmennya menjaga perdamaian sesuai dengan Kerjasama Persahabatan ASEAN."
KOMENTAR