Tak Bisa Terus-terusan Menampung Backpacker Asing Gembel yang Terlunta-lunta, Bali Meningkatkan Permainan Wisata Mereka, Kini Hanya Menerima Wisatawan Model Begini Saja

May N

Editor

Berikut 11 tempat wisata di Bali yang sudah buka kembali dalam uji coba.
Berikut 11 tempat wisata di Bali yang sudah buka kembali dalam uji coba.

Intisari-Online.com -Menginap di hotel murah dan menghabiskan uang saku yang terbatas di kalangan paling bawah masyarakat di mana hal itu dibutuhkan, para backpacker berperan penting dalam pertumbuhan industri wisata Asia Tenggara.

Sampai baru-baru ini banyak yang sadar industri wisata juga membutuhkan banyak uang.

Para backpacker itu acak-acakan, merokok marijuana dan juga bukan wisawatan asing ideal yang terbang dengan penerbangan bisnis, tinggal di hotel bintang lima dan menggunakan uang mereka dalam paket tur serta suvenir mahal.

Di salah satu titik, Bali pernah menerima wisatawan seperti ini, sampai akhirnya Bali merasa rugi dengan para backpacker ini.

Baca Juga: Picu Kematian Ribuan Burung Pipit di Bali dan Sempat Porak-porandakan Depok, Cuaca Ekstrem 'Siap' Hantam Jakarta 26-27 September, BPBD Langsung Minta Warga Lakukan Ini

Mengutip Asia Times, pejabat imigrasi dikutip mengatakan ketika Bali akhirnya membuka ulang untuk wisatawan internasional mereka akan menggunakan screening untuk para wisatawan "kualitas rendah."

Menteri Luhut Panjaitan juga mengatakan: "Kami akan menyaring turis-turis yang datang. Kami tidak ingin backpacker datang ke Bali yang bersih. Kami ingin pengunjung yang berkualitas."

Ia dan pejabat lain sejak saat itu telah melakukan screening yang lembut, tapi saat ia ditugasi menjadi koordinator PPKM sejak Juli lalu, Luhut mendapatkan kesan bahwa utamanya para backpacker yang santai saja yang mengabaikan protokol kesehatan.

"Kami hanya tidak ingin mereka datang beberapa waktu sementara ini," ujar Luhut dikutip dari Asia Times, frustrasi bahwa beberapa wilayah di Bali masih di PPKM level 3 walaupun Bali telah menjadi pulau dengan tingkat vaksinasi tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Jangan Euforia Kasus Covid-19 Melandai, PPKM Jawa-Bali Kembali Diperpanjang Hingga 20 September 2021, Beberapa Daerah Jadi Level 2, Bioskop dan Tempat Wisata Boleh Dibuka dengan Prokes Ketat

"Mereka tidak disiplin dan mereka tidak memakai masker."

Namun, menurut John McBeth, penulis artikel di Asia Times, menyalahkan masalah hanya kepada backpacker saja tentu tidak adil.

Kekurangan disiplin juga dilakukan oleh sebanyak 109.000 wisatawan asing hidup di Bali di tengah pandemi.

Juru bicara Panjaitan terburu-buru mendesak jika ada salah paham mengenai pernyataan Luhut.

Baca Juga: Pantas Saja Ribuan Burung Pipit di Bali Berjatuhan dan Mati, Ini Rupanya yang Diduga Jadi Penyebabnya, Perilaku Warga pun Harus Diubah

"Maksudnya adalah," ujarnya, "para wisatawan yang tidak patuh dengan aturan atau protokol kesehatan, undang-undang dan imigrasi."

Sejumlah turis telah dideportasi atas alasan ini, termasuk banyak wisatawan Rusia yang ternyata lebih bermasalah daripada wisatawan Australia, yang biasanya bermasalah.

Namun industri wisatawan muda ini kini bernilai USD 400 miliar setahunnya.

Sebelum pandemi mengubah semuanya, industri wisatawan muda adalah segmen wisatawan yang paling cepat tumbuh, mewakili 23% dari satu miliar perjalanan liburan internasional yang dilakukan setiap tahun di seluruh dunia.

Baca Juga: Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat: 15 Hari untuk Selamanya

"Karena pasar muda selalu dipengaruhi internet dan pemasaran jaringan sosial, mereka menyediakan ledakan yang bernilai besar dan tidak terbandingkan dengan tujuan manapun yang mereka kunjungi," tulis media Bali Discovery.

Indonesia sendiri memerlukan wisatawan dengan uang yang cukup, hal ini akan membantu pemerintah mendapatkan tujuan wisata mereka, terutama di 10 lokasi wisata yang disebut "10 Bali baru" yaitu di kepulauan Nusa Tenggara termasuk Lombok, Flores dan Timor.

Bali menjadi seperti sekarang ini karena dulunya masuk peselancar Australia dan posisinya di jalur darat backpacker tujuan Eropa yang melakukan perjalanan dari Darwin, Utara Australia, ke Timor Timur, kemudian Jakarta.

Resor pantai pertama di Thailand di Pattaya, di tenggara Bangkok, tumbuh di sekitar prajurit Amerika yang sibuk untuk istirahat dan rekreasi dari Vietnam.

Baca Juga: Dedengkotnya Saja Membusuk di Penjara Guantanamo, Kelompok Teroris Bom Bali Malah Rencanakan Serangan Baru Ke Indonesia Beserta Kirim Pasukan Membantu Taliban

Tetapi tujuan lain seperti Phuket dan Koh Samui di Teluk Thailand semuanya dimulai sebagai surga backpacker.

Pelancong anggaran saat ini hampir tidak miskin seperti pada tahun 1970-an ketika sebagian besar dari mereka di jalan hanyalah pejalan kaki yang santai, menikmati menjadi generasi pertama pasca Perang Dunia II yang memiliki kesempatan untuk keluar dan berkeliling.

Tinggal di hotel tanpa bintang di Bangkok dengan suhu 30 derajat 30 wisatawan lain, dengan mandi bersama dan tanpa kipas angin bisa diterima orang-orang karena murah.

Banyak para backpacker sekarang adalah mahasiswa baru yang bosan menunggu dimulainya kuliah sejak lulusnya SMA, yang mencari jati diri mereka.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Lagi Hingga 6 September 2021, Ini Penyesuaian Aturan Baru, Termasuk Mall Boleh Dikunjungi Hingga 50 Persen dari Kapasitas, Buka Hingga Pukul 21.00

Lainnya adalah generasi milllenial, seringnya dengan pekerjaan yang mapan dan mencari yang berbeda dalam perjalanan mereka, banyak juga backpacker Indonesia ditemukan di kategori ini.

Kini wisatawan terhitung sedikit.

Pengunjung asing yang datang ke Indonesia adalah pebisnis yang tersaring dan juga para digital nomads, yang harus membuktikan mereka sudah vaksin, memiliki hasil tes PCR negatif, dites lagi saat datang dan menghabiskan 8 hari dalam karantina dalam hotel tertentu yang tidak akan bisa disewa para backpacker.

Tetapi dengan penurunan substansial dalam kasus Covid-19 selama beberapa minggu terakhir, tingkat reproduksi di bawah 1 dan lebih dari 90% orang Bali telah menerima suntikan vaksinasi Covid-19 pertama mereka, pemerintah mengatakan pulau itu dapat dibuka kembali untuk turis asing awal bulan depan.

Baca Juga: Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat: Tegal, Kota Bahari yang Masyarakatnya Sedikit Makan Ikan dan Kolektor Sepeda Jadul di Kendal

Itu tidak bisa segera datang, tetapi masih perlu waktu sebelum Australia – yang masih menjadi sumber utama perdagangan turis Bali – cukup terbuka untuk memungkinkan warganya, termasuk para backpacker, kebebasan bepergian ke negara-negara di mana virus corona tetap menjadi ancaman.

Artikel Terkait