Picu Kematian Ribuan Burung Pipit di Bali dan Sempat Porak-porandakan Depok, Cuaca Ekstrem 'Siap' Hantam Jakarta 26-27 September, BPBD Langsung Minta Warga Lakukan Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Ribuan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah - Pohon tumbang di pertigaan Simpang Tugu Jam antara Jalan Margonda Raya, Jalan Kartini, dan Jalan Siliwangi

Intisari-Online.com -Cuaca ekstrem telah memicu kematian ribuan burung pipit di Bali dan membuat Depok porak-poranda.

Beberapa waktu lalu, ribuan burung pipit mati mendadak di Bali dan Cirebon.

Fenomena burung pipit berjatuhan dan mendadak mati terjadi di Kuburan Banjar Sema, Desa Pring, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Penelitian Bala Besar Veteriner (BBVet) menduga bahwa ribuan burung pipit mendadak mati karena kekurangan oksigen saat terbang akibat hujan lebat di daerah itu. Burung-burung itu tidak kuat melawan asam hujan.

Baca Juga: Pantas Saja Ribuan Burung Pipit di Bali Berjatuhan dan Mati, Ini Rupanya yang Diduga Jadi Penyebabnya, Perilaku Warga pun Harus Diubah

"Kayak kita berenang terlalu banyak air, kita kan jadi sulit bernapas karena kekurangan O2. Karena hujan lebat dia kan, terguyur air banyak sekali. Di samping itu juga kemungkinan juga bisa matinya karena habis makan-makanan yang beracun," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka yang merilis hasil riset BBVet, kepada Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Santiarka memastikan bahwa kematian ribuan burung itu bukan karena infeksius akibat mikroorganisme.

Peristiwa serupa terjadi di Cirebon di mana sedikitnya 500 burung pipit pingsan dan mati di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon, Selasa (14/9/2021).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Ammy Nurwati mengatakan, kematian burung pipit itu karena perubahan cuaca yang cukup ekstrem.

Baca Juga: Berjibaku Menyelamatkan Nyawa Saat Ditenggelamkan Banjir, Beginilah Kisah Mencekam Banjir di Stasiun Bawah Tanah China, 'Aku Tak Bisa Bernapas'

Tak hanya itu, pada Selasa (21/9/2021), wilayah Depok dan sekitarnya dilanda peristiwa hujan lebat dan angin kecang, yang menyebabkan terjadi banyak peristiwa pohon tumbang.

Seperti yang diungkapkan dalam pemberitaan sebelumnya, kebanyakan peristiwa ini terjadi di kawasan Margonda dan sekitarnya.

"Jumlah korban belum diketahui," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) da Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo, kepada wartawan pada Selasa sore.

Peristiwa ini diketahui hanya terjadi dalam kurun sekitar 30-60 menit selama angin kencang menerpa.

"Pohon tumbang di Studio Alam hingga menutup akses jalan. Pohon tumbang juga terjadi di sekitar Halte Pemuda," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, tanda-tanda terjadinya cuaca ekstrem memang dapat mulai dirasakan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

Adapun diketahui bahwa arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.

Baca Juga: Kisah Dokter 'Gila' Carl Tanzler, Hampir 10 Tahun Tinggal Bersama Mayat Pasiennya Gegara Mirip dengan Wajah Gadis dalam Mimpinya

Di saat yang bersamaan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawat menyebutkan, pertumbuhan awan Cumulonimbus daan fenomena geombang atmosfer juga akan memperbesar peluang hujan lebat dan cuaca ekstrem angin kencang itu.

Mengenai cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memperingatkan kawasan ibu kota berpotensi diguyur hujan lebat yang bisa menyebabkan banjir atau bandang.

Dilansir Kompas.com, Minggu, peringatan itu disampaikan BPBD DKI dalam akun Twitter resminya, @bpbddkijakarta, Minggu (26/9/2021).

BPBD menulis, "Terdapat potensi hujan lebat dengan dampak banjir/bandang di DKI Jakarta (status waspada)."

Dijelaskan bahwa ada potensi hujan lebat selama dua hari, yakni 26-27 September karena cuaca ekstrem.

"Waspada cuaca ekstrem di DKI Jakarta durasi 26 September 2021 pukul 07.00 WIB sampai dengan 27 September 2021 pukul 07.00 WIB," tulis BPBD.

Menurut BPBD, peringatan cuaca ekstrem ini berdasarkan prakiraan cuaca berbasis hujan lebat di Indonesia bagian barat.

Baca Juga: Tak Perlu Neko-neko, Bisa Gunakan Air Mendidih Saja, Begini Cara Mengusir Semut dari Rumah

Oleh karena itu, BPBD mengimbau agar masyarakat waspada dan berhati-hati.

"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," tulis BPBD.

Warga juga diimbau membaca buku panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir yang sudah dikeluarkan DKI Jakarta sejak 2020 lalu.

Sedangkan untuk keadaan darurat, warga bisa melakukan panggilan layanan darurat ke 112 dan melaporkan banjir melalui aplikasi JAKI.

Artikel Terkait