Oleh Iman Sulaeman
Intisari-Online.com - Setelah bermalam di Pamanukan, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Cirebon, tentu saja dengan menyusuri kembali jalan pantai utara Pulau Jawa.
Dalam perjalanan hari kedua ini, saya mendapati sejumlah sekolah di sepanjang rute perjalanan sudah mulai melakukan sekolah tatap muka. Sesuatu yang belum memungkinkan dilakukan di Jakarta.
Karena penasaran, saya pun bertanya kepada seorang siswa di Jalan Raya Kandanghaur, yang baru saja akan pulang ke rumah.
Baca Juga: Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat: Pantura Memang Panas
"Iya sudah sekolah. Tapi kapasitas 50% dengan kelas pagi dan siang," jawab seorang siswa SMP.
Jawaban siswa itu benar-benar membuat saya gembira, namun kemudian bercampur-aduk jika mengingat anak-anak di rumah masih harus terus belajar online.
Sambil membayangkan Jakarta dan sekitar bisa kembali normal dan anak-anak bisa kembali bersekolah tatap muka, saya merasakan muka yang kian panas terbakar.
Oh... Pantura hari ini benar-benar panas. "Mungkin ada 7 ya mataharinya," canda saya dalam hati.
Selain melihat para siswa yang sudah mulai belajar tatap muka, saya juga mendapati lalu lintas Pantura yang teramat vital bagi distribusi barang, bebas penyekatan.
Sehingga sejauh ini masyarakat tidak mengeluhkan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR