Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat: Romantisme Pantura dan Sekolah Tatap Muka

Intisari Online
,
Ade S

Tim Redaksi

Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat
Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat

Oleh Iman Sulaeman

Intisari-Online.com -Setelah bermalam di Pamanukan, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Cirebon, tentu saja dengan menyusuri kembali jalan pantai utara Pulau Jawa.

Dalam perjalanan hari kedua ini, saya mendapati sejumlah sekolah di sepanjang rute perjalanan sudah mulai melakukan sekolah tatap muka. Sesuatu yang belum memungkinkan dilakukan di Jakarta.

Karena penasaran, saya pun bertanya kepada seorang siswa di Jalan Raya Kandanghaur, yang baru saja akan pulang ke rumah.

Baca Juga: Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat: Pantura Memang Panas

"Iya sudah sekolah. Tapi kapasitas 50% dengan kelas pagi dan siang," jawab seorang siswa SMP.

Jawaban siswa itu benar-benar membuat saya gembira, namun kemudian bercampur-aduk jika mengingat anak-anak di rumah masih harus terus belajar online.

Sambil membayangkan Jakarta dan sekitar bisa kembali normal dan anak-anak bisa kembali bersekolah tatap muka, saya merasakan muka yang kian panas terbakar.

Oh... Pantura hari ini benar-benar panas. "Mungkin ada 7 ya mataharinya," canda saya dalam hati.

Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat
Gowes Jakarta-Bali untuk Indonesia Tetap Semangat

Selain melihat para siswa yang sudah mulai belajar tatap muka, saya juga mendapati lalu lintas Pantura yang teramat vital bagi distribusi barang, bebas penyekatan.

Sehingga sejauh ini masyarakat tidak mengeluhkan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.

Jalan pantai utara Pulau Jawa atau Pantura, dengan nama resmi Jalan Nasional Rute 1 terbentang sejajar dengan pantai utara Pulau Jawa.

Jalur Pantura yang saat ini kita kenal adalah transformasi dari Jalan Raya Pos yang merupakan jalur yang digagas oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah pada periode 1808-1811.

Bersama Ketua Federal Club Cirebon
Bersama Ketua Federal Club Cirebon

Awalnya Daendels ingin jalan yang dibangunnya menghubungkan Buitenzorg (Bogor) - Karangsambung (Cirebon).

Keseriusannya tertuang dalam surat keputusannya (SK) tertanggal 5 Mei 1808 yang memerintahkan bupati-bupati yang wilayahnya dilalui Jalan Raya Pos untuk terlibat langsung dalam pembuatannya dengan mengerahkan seluruh warga desa.

Deandels yang pernah melalui jalan Trans-Nasional Paris-Amsterdam saat menghadap Kaisar Napoleon di Istana Tuileries, Paris benar-benar berambisi menjadikan Pulau Jawa yang diperintahnya dapat meniru Prancis, yang memiliki infrastruktur jalan yang dapat menghubungkannya dengan 25 kota di Eropa.

Romantisme Pantura yang getir pada masa lalu, namun telah menghidupi banyak orang di Pulau Jawa dulu dan kini, memang layak diamati sedekat dan "semesra" mungkin.

Artikel Terkait