Penulis
Intisari-online.com -Hambali, pelaku pengeboman bom Bali 2002, sudah mendekam dan disiksa oleh pemerintah AS di penjara Guantanamo sejak ia ditangkap.
Pemerintah AS menuduhnya bekerja sama dengan Al-Qaeda melancarkan serangan 11 September 2001.
Mantan Presiden AS George W. Bush menyebutnya "salah satu teroris paling mematikan di dunia."
Hambali ditangkap tahun 2003, kemudian ia ditahan di situs gelap CIA sebelum dikirim ke pusat hukuman Teluk Guantanamo.
Namun mengutip pri.org, Juni 2021 lalu pemerintah AS siap untuk sidangnya.
Ia dibiarkan menunggu 18 tahun untuk sidang yang belum tentu membebaskannya.
Penungguan yang sangat lama dan penuh siksaan.
Lantas, apakah kisah pilu Hambali menyebabkan para anggota teroris sadar dan berhenti?
Ternyata tidak semudah itu.
Kini, kelompok ekstrimis yang dulunya penyebab pengeboman Bali merencanakan serangan selama perayaan kemerdekaan RI minggu ini.
Polisi melaporkan hal tersebut Jumat (20/8/2021) kemarin, mengutip bahwa banyak militan ditangkap dalam konflik serangan menjelang kemerdekaan.
Ada lusinan orang yang dicurigai polisi saat ini.
Kelompok penangkap teroris Indonesia, Densus 88, menangkap 53 orang yang dicurigai sebagai ekstrimis dari hampir 12 provinsi di seluruh Indonesia pada minggu lalu.
Beberapa tersangka mengakui organisasi mereka, Jemaah Islamiyah (JI), yang juga menjadi biang kerok pengeboman Bali 2002, merencanakan serangan selama minggu perayaan kemerdekaan Indonesia.
"JI merencanakan serangan teroris pada hari kemerdekaan, menurut beberapa tersangka," ujar juru bicara Polri, Argo Yuwono, dikutip dari thedefensepost.com.
Yuwono tidak menjelaskan lebih jauh mengenai plot yang dicurigai polisi tapi mengatakan polisi berhasil menangkap senjata dan amunisi dari para tersangka.
Tersangka awalnya ditahan atas dugaan terkait pengumpulan dana untuk kelompok tersebut.
JI hampir lumpuh setelah diberangus polisi semenjak Bom Bali 2002 lalu.
Bom Bali membunuh lebih dari 200 warga termasuk sejumlah turis di Indonesia.
Namun organisasi telah dibangun kembali, diperkuat lagi ketika pemimpin spiritual mereka, Abu Bakar Ba'asyir dilepaskan dari penjara tahun ini.
"Operasi bertujuan untuk melumpuhkan dan melemahkan JI," ujar pejabat Densus 88 yang namanya dirahasiakan, dilansir dari AFP.
"Mereka tumbuh lagi dengan merekrut, mengumpulkan uang dan menambah logistik serta senjata mereka."
JI memiliki ikatan kuat dengan Al-Qaeda.
Sudah sering JI terlibat dalam serangan-serangan Al-Qaeda.
Kini dikabarkan JI berencana mengirim anggota baru ke Afghanistan setelah serangan terbaru Taliban yang membuat mereka berhasil menguasai Kabul dan seluruh Afghanistan.
Pakar menyebut kemenangan Taliban dapat membuat JI tumbuh lagi lebih cepat.
"Dalam jangka pendek, dampak terbesar adalah secara psikologis dan moral," ujar analis keamanan di AS Zachary Abuza.
"Itu menguatkan komitmen militan lokal. Jika Taliban dapat mengalahkan rezim boneka yang dibentuk AS, maka mereka juga hisa," tambahnya.
Indonesia telah mengalami beberapa kali serangan teroris sejak Bom Bali.
Saat ini di Indonesia masih ada beberapa organisasi ekstrimis, termasuk yang setia kepada ISIS.
Serangan terbaru adalah bom bunuh diri pasangan suami istri yang meledakkan diri di sebuah gereja di Makassar, Sulawesi Selatan.
Mereka terinspirasi oleh ISIS.