2 Pemasok Senjata Api dari Papua Niugini ke KKB Papua yang Diduga Berafiliasi dengan Pimpinan Lekagak Telenggen Jadi Tersangka, Simak Fakta-fakta Berikut

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Lekagak Telenggen, pentolan KKB Papua, tantang perang TNI-Polri
Lekagak Telenggen, pentolan KKB Papua, tantang perang TNI-Polri

Intisari-Online.com - Dua penyuplai senjata dan amunisi untuk kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua, Dingen Tabuni dan Abed Telenggen, ditetapkan menjadi tersangka oleh polisi.

Fabio Maria Lopes Costa dalam artikelnya di Kompas.id, menyebut mereka diduga berafiliasi dengan pimpinan KKB di Kabupaten Puncak, Lekagak Telenggen.

Pada Jumat (3/9/2021), Satgas Nemangkawi dan Polda Papua menangkap Dingen dan Abed di dua lokasi berbeda.

Dingen ditangkap di daerah Sentani Timur sekitar pukul 10.00 WIT dan Abed di kawasan Doyo pukul 13.50 WIT.

Baca Juga: KKB Papua Pimpinannya Sergap hingga Tembak Anggota TNI, Daftar Kejahatannya Panjang, Goliath Tabuni Bukan Cuma Tantang Tentara Tapi Juga Berani Ancam Orang Asli Papua

Penangkapan salah satu pelaku penyuplai senjata dan amunisi untuk KKB bernama Dingen Tabuni yang ditangkap tim Polda Papua di Kabupaten Jayapura, Jumat (3/9/2021).
Penangkapan salah satu pelaku penyuplai senjata dan amunisi untuk KKB bernama Dingen Tabuni yang ditangkap tim Polda Papua di Kabupaten Jayapura, Jumat (3/9/2021).

Mereka berkomplot membeli senjata dan amunisi itu dari warga Papua Niugini.

Dari rumah Dingen lantas ditemukan uang Rp 28 juta, tiga pucuk senjata laras panjang, enam magazin, dan 73 butir amunisi.

Tiga senjata itu adalah sepucuk M16 dan dua pucuk SS1.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani di Jayapura, Sabtu (4/9/2021) menuturkan, Abed berperan sebagai penyedia dana.

Baca Juga: Komandan Kodim Mimika Bocorkan Situasi Terkini Mimika Menjelang HUT RI yang Habis Diserang KKB Papua, Ternyata Beginilah Situasi KKB Papua di Sana Sekarang

Sementara Dingen bertugas mencari senjata dan amunisi untuk KKB.

”Keduanya dijerat Pasal 1 Ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 terkait penyalahgunaan senjata api dan amunisi."

"Keduanya terancam hukuman penjara seumur hidup, atau hukuman penjara maksimal 20 tahun,” ujar Faizal.

Ia menuturkan, Dingen dan Abed diduga berafiliasi dengan Lekagak Telenggen.

Riwayat dan fakta-fakta sosok Lekagak Tenggelen:

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Resesi, Ternyata Beginilah Pertumbuhan Ekonomi Daerah-daerah di Indonesia Tahun 2020 Lalu, Siapa Sangka Provinsi Papua Ungguli Pertumbuhan Ekonomi di Jawa

1. Bertanggung Jawab atas Insiden Tembak Mati Tukang Ojek

Ilustrasi KKB Papua
Ilustrasi KKB Papua

Pihak dari KKB Papua, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM) pun mengklaim pihaknya lah yang bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di di Kampung Eromaga, Distrik Omkia, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (14/4/2021) lalu.

"Yang bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di Eromaga adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TNPPB) sayap militer OPM,” ucap Juru Bicara OPM Sebby Sembon, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Kamis (15/4/2021).

Baca Juga:Bak Minyak di Timur Tengah dan Emas di Papua, Ternyata Pisang Juga Pernah Picu Kezaliman Amerika, Obrak-abrik Negara-negara Ini dalam The Banana Wars

Disebutkannya, Lekagak Tenggelen termasuk pimpinan yang bertanggung atas pasukan KKB di wilayah tersebut.

"Yang bertanggung jawab atas pasukan TPNPB di wilayah Puncak adalah Militer Murib, Lekagak Telenggen, Penny Murib," lanjutnya.

2. Tembak Prajurit Kopassus

Tahun 2019, Lekagak Tenggalen sempat menembak mati seorang prajurit Kopassus.

Baca Juga:Salah Satunya Adalah Tambang Freeport di Papua, Inilah 10 Tambang Emas Terbesar di Dunia Tahun 2020

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan telah terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"Distrik Sugapa tadi siang informasinya ada kontak (senjata) tapi sampai sekarang kita agak kesulitan juga karena satgas ini bergerak dengan cepat untuk mengatasi KKB," ujarnya, dikutip dariKompas.com, Selasa (17/12/2019).

Ada 2 prajurit TNI terluka parah, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.

Informasi awal keduanya mengalami luka yang parah.

Baca Juga:Boro-boro Borong Mobil Seperti Warga Desa di Tuban, Suku Amungme di Papua Justru Tersingkir dari Gemerlap Emas Freeport yang Dikeruk dari Tanahnya

Kapolda mengatakan kontak tembak yang menyebabkan adanya dua orang terluka pada Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 15.30 WIT.

Hingga akhirnya dikabarkan, keduanya telah meninggal dunia.

Dua anggota TNI itu tergabung dalam satgas penegakan hukum.

3. Inisiator KKB dengan Rencana Serang Freeport

Baca Juga:Nyaris Tak Pernah Dibocorkan ke Publik, Ternyata Beginilah Cara Terselubung Donald Trump Mencoba Peras Kekayaan Indonesia Melalui Tambang Emas di Papua

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri mengungkapkan rentetan perjalanan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang saat ini berada di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Menurut Fakhiri, perjalanan KKB dimulai pada 2018, dengan Lekagak Telenggen sebagai inisiatornya.

"2018 itu semua kelompok yang ada di daerah Mulia (Puncak Jaya), Sinak (Puncak), mereka berkumpul di Ilaga untuk membangun rencana menuju PT Freeport, mereka berkumpul di sana, bukan menguasai Puncak," ujar Fakhiri, saat dihubungiKompas.com,Selasa (13/4/2021).

Saat itu, kata Fakhiri, pimpinan Lekagak Telenggen yang berasal dari Ilaga, lalu KKB pimpinan Sabinus Waker yang berasal dari Intan Jaya, bergabung menuju Tembagapura, Kabupaten Mimika, untuk menganggu operasional PT Freeport Indonesia.

Baca Juga:Letaknya di Papua Tetapi Dikelola Orang Asing, Ternyata Inilah Asal Mula Mengapa Freeport Dikelola oleh Amerika Serikat

Namun, rencana KKB itu terah diketahui aparat keamanan yang kemudian membuat langkah antisipasi dengan melakukan penyekatan wilayah.

Hanya KKB pimpinan Jhony Botak yang berada di Kali Kopi, yang sempat berhasil masuk ke kawasan perkantoran PT Freeport.

Sementara kelompok dari luar Mimika berhasil dihalau.

Fakhiri mengatakan, kegagalan KKB Papua masuk ke Freeport yang kemudian membuat keamanan di Intan Jaya menjadi tidak kondusif.

(*)

Artikel Terkait