Penulis
Intisari-online.com - Tambang emas Grasberg adalah bekas luka 14.000 kaki di bumi terletak di Papua Barat dari central Cordillera Papua Nugini.
Ini adalah tambang emas terbesar di dunia, dan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia dengan cadangan 100 miliar dollar AS.
Sekitar 200.000 orang mengantungan nasib dengan bekerja di perusahaan tambang ini.
Menjadikannya sebagai sumber pendapatan terbesar di seluruh Indonesia.
Menurut Business Standart, tahun 1962, Indonesia berhasil merebut wilayah tersebut atas bantuan Amerika.
Sementara itu di dalamnya ada harta yang cukup menggiurkan berupa gununung emas.
Sebagai pulau dengan kekayaan melimpah, tambang itu dikelola oleh Amerika, dan sebagian diberikan kepada Indonesia.
Termasuk ketika Donald Trump memimpin Amerika, ternyata yang tak tinggal diam dalam mencari celah kesepakatan soal tambang emas tersebut.
Sebuah skandal rahasia melibatkan Donald Trump dan tambang emas di Papua diungkapkan oleh Business Standart.
Pada 20 April 2017, Mike Pence atas perintah Trump melakukan perjalanan tak terduga ke Indonesia di mana ia membahas masalah bisnis terkait Tambang Grasberg di Papua Barat.
Saat itu, Indonesia sedang bergulat dengan pemilik dan operator tambang, Freeport-McMoRan yang berbasis di Phoenix.
Indonesia mencoba untuk membatalkan perjanjian dari era Suharto yang menyerahkan kendali kepada Amerika, Jakarta telah merebut 50 persen tambang.
Bahkan Indonesia juga menginginkan semuanya, intinya mengancam akan mengambil alih Grasberg, yang merupakan sumber pendapatan terbesar di seluruh Indonesia.
Donald Trump, berbeda dengan presiden sebelumnya, Trump tidak pernah tinggal di sana dan tidak bisa berbahasa Indonesia.
Tetapi, dia memiliki dua proyek hotel yang akan dibangun di Jawa dan Bali.
Trump memiliki hubungan dan bekerja sama dengan miliarder Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, yang dikenal di media sebagai Hary Tanoe.
Menurut Forbes, Tanoe salah satu milyader dengan kekayaannya diperkirakan 1,1 miliar dollar AS dalam real estat dan media.
Trump dan Tanoe cukup dekat sebagai orang Indonesia dia menghadiri pelantikan Trump.
Donald Trump juga terkait langsung dengan Grasberg melalui pedagang roda miliarder Carl Icahn.
Dia dijuluki mantan perampok perusahaan yang merupakan teman baik Trump dan, menurut Trump, salah satu "pebisnis besar dunia."
Pada bulan Januari, Trump menunjuk Icahn sebagai "penasihat khusus presiden untuk reformasi regulasi.
Meskipun peran tersebut tidak memiliki status resmi, hal itu berhasil dengan ajaib bagi Icahn: perusahaan minyaknya, CVR, "menghemat sekitar 60 juta dollar AS pada kuartal pertama karena harapan bahwa pemerintah federal akan melonggarkan peraturan yang melibatkan bahan bakar terbarukan."
Lebih tepatnya, Icahn juga merupakan pemegang saham terbesar di Freeport-McMoRan dengan 91,6 juta saham senilai lebih dari 1 miliar dollar AS, atau 6,33 persen dari total saham.
Saat Jakarta bergerak melemahkan Freeport, saham Icahn terpuruk.
Jadi, tidak mengherankan jika Pence ditugaskan untuk Trump, Inc untuk mencari kesepakatan atas tambang tersebut.
Beberapa jam setelah Pence pergi, Jakarta mengalah, Freeport-McMoRan diberikan penangguhan hukuman enam bulan dari pengambilalihan.
Freeport tidak sepenuhnya senang, tetapi mendapat keuntungan dari intervensi presiden.
Namun, skandal yang sedang berlangsung bukanlah intrik Trump ke Indonesia.
Selain itu, ada beberapa upaya AS di masa lalu: proyek USAID di Papua Barat, notasi oleh Departemen Luar Negeri dalam laporan hak asasi manusianya, sesekali audiensi kongres.
Tak bisa dipungkiri Washington membutuhkan Indonesia yang anti-komunis selama Perang Dingin.
Washington sekarang membutuhkan Indonesia sebagai pertahanan melawan China.
Kehidupan orang Papua hanyalah hambatan yang tidak menyenangkan. Trump, Icahn, dan Freeport akan memainkan permainan mereka, tetapi Pentagon pada akhirnya akan menang.