Advertorial
Intisari-Online.com - Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) memanas di tahun 2020.
Pertama soal pandemi virus corona (Covid-19) yang menyerang AS begitu besar.
Diketahui asal mula virus ini memang dari China dan itulah yang membuat Presiden AS Donald Trump marah.
Menurut Trump, China telah menginfeksi dunia dan tentu saja pemerintah China tidak terima.
Kedua soal Laut China Selatan.
China mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan sebagai wilayahnya. Beberapa negara Asia Tenggara tidak terima.
AS yang merupakan salah satu sekutu negara ASEAN dan musuh China pun datang membantu.
Akibatnya desas-desus perang bisa pecah di Laut China Selatan makin besar.
Namun semua mungkin berubah ketika Joe Biden berhasil mengalahkan Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2020.
Dan China punakhirnya memberi selamat kepada Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang memenangkan pemilu 3 November lalu yang belum diakui Presiden Donald Trump.
China memberi ucapan selamat hampir seminggu setelah Biden merebut kemenangan di banyak negara bagian.
“Kami menghormati pilihan rakyat Amerika."
"Kami mengucapkan selamat kepada Tuan Biden dan Kamala Harris,” ujar juru bicara Kementerian Luar Begeri Wang Wenbin China pada briefing harian reguler, Jumat (13/11/2020) seperti dikutipReuters.
"Kami memahami hasil pemilu AS akan ditentukan sesuai dengan hukum dan prosedur AS," tambahnya, mengulangi sikap Beijing sebelumnya.
Penolakan Trump untuk menerima kekalahan di pemilu telah menempatkan China dalam posisi yang canggung.
China enggan melakukan apa pun untuk memusuhi Trump, yang telah mengajukan gugatan hasil pemilu ke pengadilan.
Trump juga tetap menjabat sampai pelantikan presiden baru pada 20 Januari 2021.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade karena perselisihan mulai dari teknologi dan perdagangan hingga Hong Kong dan virus corona.
Pemerintahan Trump juga telah mengeluarkan rentetan sanksi terhadap China.
Tak lama setelah kemenangan Biden, banyak sekutu AS mengucapkan selamat.
Sementara para pemimpin China dan Rusia termasuk di antara yang masih menahan diri memberikan ucapan selamat.
Pada 2016, Presiden China Xi Jinping mengirim ucapan selamat kepada Donald Trump pada 9 November, sehari setelah pemilihan.
(Khomarul Hidayat)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China akhirnya beri selamat untuk Joe Biden-Kamala Harris")