Parlemen Nasional dibentuk dan Xanana Gusmao dilantik sebagai Presiden pertama negara tersebut.
Pada tanggal 27 September 2002, Timor Timur diganti namanya menjadi Timor-Leste, menggunakan bahasa Portugis, dan diterima sebagai negara anggota oleh PBB.
Tahun berikutnya, Gusmao menolak masa jabatan presiden yang lain, dan menjelang pemilihan presiden bulan April 2007 terjadi kekerasan.
Jose Ramos-Horta terpilih sebagai presiden pada pemilihan bulan Mei 2007, sementara Gusmao menjalankan pemilihan parlemen dan menjadi Perdana Menteri.
Ramos-Horta mengalami luka kritis dalam percobaan pembunuhan pada Februari 2008.
Perdana Menteri Gusmao juga kena baku tembak secara terpisah namun berhasil lolos tanpa cedera.
Bala bantuan Australia segera dikirim untuk membantu menjaga ketertiban.
Pada tahun 2006, PBB mengirim pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban saat kerusuhan dan pertempuran memaksa 15 persen penduduk meninggalkan rumah mereka.
Pada bulan Maret 2011, PBB menyerahkan kontrol operasional kepolisian kepada pihak berwenang Timor Leste.
PBB mengakhiri misi pemeliharaan perdamaian pada tanggal 31 Desember 2012.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR