Intisari-Online.com - Sejarah terbentuknya negara Timor Leste bukanlah suatu hal yang mudah.
Invasi Indonesia sejak 1976 - 1999 memakan banyak korban di bumi lorosae.
Sejarah Timor leste juga tidak bisa terlepas dari peran kaum Portugas di abad ke 16.
Pada abad ke-16 kaum Portugis datang. Tetapi tahun 1902 ada pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara definitif.
Tahun 1975, Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi Anyelir.
Invasi oleh Indonesia, dibantu Australia, Inggris dan Amerika karena ditakutkan jadi negara komunis.
Dikutip dari Wikipedia, tahun 1976 terbentuklah Provinsi Timor Timur, bagian dari Indonesia.
Tahun 1976 - 1999 terjadi banyak peristiwa, mulai dari pendudukan Indoensia di Timor-timor, insiden santa cruz hingga Referendum pemisahan diri Timor Timur.
Tepatnya tahun 1999 referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan Presiden B. J. Habibie.
Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto, kesepakatan yang disponsori PBB antara Indonesia dan Portugal diijinkan untuk sebuah referendum dalam pengawasan PBB pada bulan Agustus 1999.
Pemungutan suara yang jelas untuk kemerdekaan Timor Timur disambut dengan kampanye kekerasan milisi pro-integrasi Timor-Leste dengan dukungan dari Indonesia.
Dengan izin dari Indonesia, pasukan penjaga perdamaian multi nasional yang dipimpin Australia ditempatkan sampai situasi pulih.
Pada akhir 1999, administrasi Timor diambil alih oleh PBB melalui Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Leste.
Tahun 2002 terbentuklah negara Timor Leste.
Tahun 2006 sepertiga mantan tentara nasional Timor Leste memberontak menuntut keadilan.
Pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer pada tanggal 30 Agustus 2001, rakyat Timor Leste memberikan suara dalam pemilihan pertama mereka yang diselenggarakan oleh PBB untuk memilih anggota parlemen.
Pada bulan Mei 2002, lebih dari 20.000 pengungsi telah kembali.
Pada tanggal 20 Mei 2002, Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste mulai berlaku dan Timor Leste diakui independen oleh PBB.
Parlemen Nasional dibentuk dan Xanana Gusmao dilantik sebagai Presiden pertama negara tersebut.
Pada tanggal 27 September 2002, Timor Timur diganti namanya menjadi Timor-Leste, menggunakan bahasa Portugis, dan diterima sebagai negara anggota oleh PBB.
Tahun berikutnya, Gusmao menolak masa jabatan presiden yang lain, dan menjelang pemilihan presiden bulan April 2007 terjadi kekerasan.
Jose Ramos-Horta terpilih sebagai presiden pada pemilihan bulan Mei 2007, sementara Gusmao menjalankan pemilihan parlemen dan menjadi Perdana Menteri.
Ramos-Horta mengalami luka kritis dalam percobaan pembunuhan pada Februari 2008.
Perdana Menteri Gusmao juga kena baku tembak secara terpisah namun berhasil lolos tanpa cedera.
Bala bantuan Australia segera dikirim untuk membantu menjaga ketertiban.
Pada tahun 2006, PBB mengirim pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban saat kerusuhan dan pertempuran memaksa 15 persen penduduk meninggalkan rumah mereka.
Pada bulan Maret 2011, PBB menyerahkan kontrol operasional kepolisian kepada pihak berwenang Timor Leste.
PBB mengakhiri misi pemeliharaan perdamaian pada tanggal 31 Desember 2012.
(*)