Analisis dari Wood Mackenzie memperkirakan tiga sumur seharusnya menambah produksi selama 3 tahun.
Hal ini akan memastikan pasokan gas mengalir ke kilang LNG Darwin sampai 2024/2025.
Proyek Barossa yang dipimpin Santos, yang menerima persetujuan investasi awal tahun ini, diharapkan mulai pada 2025/2026 dan membantu menyokong fasilitas ekspor LNG Darwin ketika Bayu-Undan akhirnya berhenti berproduksi.
"Kami telah melihat hasil dari kilang minyak lebih baik dari yang diharapkan dengan hasil dari sumur pertama, dengan hasil sukses memenuhi target primer dan sekunder di sumur dan produksi gas yang jauh lebih tinggi daripada yang diharapkan," ujar CEO Santos Kevin Gallagher.
ANPM, badan energi Timor Leste, mengatakan melalui Presidennya, Fiorentino Soares Ferreira, bahwa "dari kerangkanya, program Fase 3C telah terlihat sebagai kesempatan memaksimalkan pemulihan utuh di lapangan Bayu-Undan.
"Ini adalah hasil dari keputusan terukur dari sisi pembuat kebijakan mempertimbangkan kami sedang bekerja di bawah rezim Kesepakatan Berbagi Produksi yang mana biaya skema pemulihan menjadi elemen penting dalam penilaian kami.
"Hasil sukses dari sumur 3C pertama sudah membuktikan kepada kami jika keputusan menyetujuinya sudah benar. Kami sekarang bisa memberikan harapan tambahan bagi Timor Leste dengan peningkatan produksi dan pemanjangan masa hidup Bayu-Undan, dan kami menanti suksesnya hasil pengeboran dua sumur 3C lainnya," tambahnya.
Santos memiliki saham operasi di Bayu-Undan sebanyak 43.4%, sisanya dipegang oleh SK E&S (25%), INPEX (11.4%), Eni (11%), JERA (6.1%) dan Tokyo Gas (3.1%),
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR