Intisari-Online.com – Gejala yang dialami ketika terpapar Covid-19 berbeda-beda setiap individu.
Namun, yang paling sering dialami adalah batuk-batuk, kemudian mulainya kehilangan indra penciuman.
Anosmia, adalah sebutan untuk kehilangan indra penciuman.
Keadaan ketika kehilangan indra penciuman tentunya bisa menyiksa bagi sebagian orang, karena kemampuan mencium bau sangat penting bagi kita, entah untuk mencium aroma masakan, mengenali bau gosong atau terbakar, hingga aroma parfum.
Tapi jangan salah, kehilangan penciuman bukan hanya karena Covid-19.
Berikut ini sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab kehilangan penciuman, yaitu:
1. Hidung tersumbat
Kulreet Chaudhary, MD, ahli saraf integratif dan penulis Sound Medicine: How to Use the Ancient Science of Sound to Heal the Body, mengatakan bahwa , penyebab indra penciuman hilang yang paling umum adalah hidung tersumbat dan penyumbatan sinus akibat akumulasi peradangan dan racun di dalam sinus.
Bila penyebab kehilangan penciuman bukan akibat pilek atau alergi, bisa jadi akibat masalah pencernaan atau stres.
"Penyebab pencernaan yang buruk dapat bermacam-macam dan melibatkan stres berlebih, terlalu banyak bekerja, kebiasaan makan yang buruk, mikrobioma yang tidak seimbang, hingga konsumsi makanan olahan yang berlebihan," katanya.
Perawatan terbaik, menurut Chaudhary, untuk mengatasi kondisi tersebut termasuk memperbaiki sistem pencernaan untuk meredakan akumulasi peradangan di sinus.
2. Merokok
Polusi adalah penyebab anosmia. Asap tembakau juga menjadi bentuk polusi palin g terkonsentrasi yang dialami orang.
Kondisi itu dapat merusak kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi bau sekaligus mengurangi indra perasa kita.
“Studi menunjukkan bahwa panas asap rokok dan bahan kimianya dapat (menghancurkan) neuron yang bertanggung jawab untuk bau,” kata ahli THT dan bedah kepala dan leher dari Chicago, Jordan Teitelbaum.
Untunglah, kehilangan penciuman karena penyebab ini tidak permanen.
Anda bisa mengatasinya selama bisa berhenti merokok.
Baca Juga: Ahli Temukan Gejala Baru Virus Corona, Mendadak Tak Bisa Mencium Bau
Menurut Teitelbaum, dalam 48 jam ujung saraf kita akan mulai memperbaiki dirinya sendiri.
Indra penciuman akan kembali kuat dalam 2-3 bulan, sedangkan sel-sel pendukung lainnya dapat membantu mengembalikan fungsinya secara penuh dalam waktu satu tahun.
3. Bahan kimia
Pestisida atau paparan bahan kimia beracun lain dapat merusak indra penciuman kita dengan membakar bagian dalam hidung.
Namun, kerusakan ini bisa terjadi permanen jika kita terpapar berulang kali.
Menurut Teitelbaum, masih banyak yang belum diketahui tentang bagaimana saraf beregenerasi.
Masih dilakukan penelitian untuk mencari tahu bagaimana merangsang pertumbuhan kembali dari indra penciuman yang hilang.
"Untuk saat ini, kami menyarankan orang-orang agar melindungi diri dari bau-bau yang berbahaya," ujarnya.
Maka, periksa label semprotan kimia sebelum digunakan dan pastikan memakai alat pernapasan yang menutupi hidung saat menangani bahan kimia berbau tajam di rumah atau tempat kerja.
Baca Juga: Tak Hanya Hidung, Ternyata Lidah Kita Juga Bisa Mencium Bau Lho
Bahan kimia seperti pestisida juga bisa menyebabkan gangguan indera penciuman.
4. Obat-obatan
Sejumlah penelitian, termasuk penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di World Journal of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery menemukan bahwa obat-obatan adalah salah satu penyebab anosmia yang paling umum terjadi.
Ini jadi salah satu penyebab yang sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan.
Cobalah mengingat, ketika baru memulai pengobatan, kita mungkin menyadari bahwa indra penciuman kita tidak aktif.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh sejumlah obat-obatan, seperti antibiotik, antihipertensi, hingga antihistamin.
Untuk mencegahnya, kita bisa melihat label pada kemasan obat untuk mencari tahu apakah obat tersebut mencantumkan anosmia sebagai gejala.
Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan obat alternatif.
Menurut Chaudhary, biasanya gejala anosmia akan hilang ketika kita menghentikan pengobatan.
Baca Juga: Miliki Indra Penciuman Tajam Dapat Tingkatkan Hubungan Seksual, Kok Bisa?
5. Trauma kepala
Trauma kepala, seperti gegar otak atau operasi otak, juga dapat menjadi penyebab indra penciuman hilang akibat kerusakan pada saraf penciuman.
Namun, menurut Chaudhary, efeknya bisa sementara atau permanen.
Gangguan penciuman mungkin juga merupakan tanda tumor otak, namun ini jarang terjadi.
6. Alzheimer
Sejumlah penelitian, termasuk tinjauan studi yang diterbitkan 2018 di Biosensors menemukan bahwa kehilangan penciuman juga bisa menjadi tanda awal Alzheimer.
Gejala ini mungkin muncul jauh sebelum kita memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit otak degeneratif.
"Pada penderita Alzheimer, protein abnormal merusak korteks pusat otak yang bertanggung jawab atas penciuman. Ini bisa terjadi di awal penyakit berkembang,” kata Dr. Teitelbaum.
Kehilangan penciuman juga bisa menjadi gejala Alzheimer, bahkan sebelum pasien memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit otak degeneratif.
Baca Juga: Inilah Alasan Kita Mudah Teringat Sesuatu Hanya Karena Mencium Aroma Tertentu
7. Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan otak degeneratif.
Seperti halnya seperti Alzheimer, ada sejumlah gejala awal parkinson yang mudah terabaikan, salah satunya adalah gangguan penciuman.
Kebanyakan orang dengan anosmia memang tidak akan mengembangkan penyakit ini, namun sebagian besar pasien dengan parkinson mengalami anosmia.
Menurut Teitelbaum, pada penderita parkinson, penyebab anosmia adalah hilangnya neurotransmiter.
“Yang menarik adalah hilangnya penciuman sebenarnya bisa muncul sebelum gejala kognitif. Hal ini menyadarkan kita akan adanya hubungan antara disfungsi penciuman dan penyakit saraf progresif untuk membantu memastikan diagnosis dan pengobatan lebih dini," katanya.
Baca Juga: Memori Buruk Pengaruhi Kemampuan Indra Penciuman
8. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, kemampuan panca indra kita akan mulai menurun, termasuk indra penciuman.
Menurut Teitelbaum, sekitar setengah dari orang berusia 65-80 tahun mengalami kehilangan penciuman yang terukur.
Sementara pada usia 85 tahun, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 75 persen.
Perubahan dalam produksi enzim, kerusakan lingkungan akumulatif pada saraf penciuman, hingga penurunan alami dalam sirkuit saraf berkontribusi pada hilangnya indra penciuman secara bertahap. (Nabilla Tashandra)
Baca Juga: Penciuman Rendah, Risiko Depresi Tinggi
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari