Memori Buruk Pengaruhi Kemampuan Indra Penciuman

Moh Habib Asyhad

Penulis

Memori Buruk Pengaruhi Kemampuan Indra Penciuman

Intisari-Online.com -Ternyata persepsi banyak orang tentang sensor bau berbaya salah kaprah. Seorang peneliti dari Rutgers University membantahnya dengan mengatakan, reaksi berbahaya ternyata bisa terjadi pada tingkat sensorik. Bahkan, sebelum otak memiliki kesempatan untuk menafsirkan bahwa bau itu berbahaya, saraf dihidung sudah membacanya terlebih dahulu.

John McGann, peneliti tersebut, melihat temuan itu ketika mempelajari sistem penciuman pada tikus. John dan teman-temannya melaporkan bahwa neuron di hidung tikus bereaksi lebih kuat terhadap bau yang mengancam sebelum informasi itu sampai di otak.

“Ini cukup mengejutkan. Kita cenderung menganggap bisa menyimpulkan setelah otak melakukan penafsiran. Tapi sekarang kita tahu, bagaimana sistem saraf bisa jadi sangat sensitif terhadap rangsangan yang mengancam dan menakutkan,” kata John.

John dan beberapa mahasiswanya, Marley Kass dan Michelle Rochental membuat penemuan ini dengan menggunakan cahaya sebagai mediasinya. Cahaya tersebut digunakan untuk mendeteksi aktivitas otak tikus hasil rekayasa genetika melalui rongga-rongga dalam tengkorak tikus. Mereka menemukan, tikus yang menerima sengatan listrik bersamaan dengan bau tertentu menunjukkan respon tinggi melalui sel-sel yang ada di hidung, sebelum pesan itu disampaikan ke neuron yang ada di otak.

Secara lebih spesifik, temuan ini menunjukkan bahwa kenangan buruk dapat mempengaruhi indra; dapat membantu memahami kondisi buruk dengan lebih mudah. Fenomena ini kerap disebut dengan post traumatic stress disorder (PTSD).

“Ada kalanya, gangguan PTSD bisa dipicu oleh bau-bauan berbahaya seperti bau knalpot diesel. Dan penelitian ini bisa membantu kita berpikir tentanga bagaimana itu terjadi,” ujar John.

Para ilmuan juga menemukan kepekaan yang meningkat terhadap bau juga dipengaruhi oleh trauma. Ketika tikus mencium bau yang berhubungan dengan listrik, jumlah neurotransmiter dilepaskan dari saraf penciuman ke otak seolah-olah bau empat kali lebih besar dari bau sebenarnya. Hikmah lain yang bisa digali adalah hadiah atau hukuman bisa mempengaruhi bagaimana organ-organ sensorik memproses informasi dengan begitu cepat. (sciencedaily.com)