Berkat itu, mereka masih punya makanan untuk dipakai.
Selain itu, di sepanjang jalan juga banyak orang yang menentang harkat, mengemis, mencuri, dan menggali kuburan leluhurnya.
Beberapa wanita bahkan menjual tubuh mereka.
Acara sosial ini memberikan tekanan mental yang besar kepada orang-orang Manchu.
Mereka seperti jatuh dari surga ke neraka.
Mereka tidak hanya terjerumus ke dalam kehidupan yang sulit, mereka juga mengalami kerusakan psikologis akibat inferiority complex.
Banyak Manchu mengubah nama keluarga mereka, menyamar sebagai klan Han untuk menyembunyikan asal etnis mereka.
Ada seorang bangsawan Manchu yang pernah menulis syair berikut, "Bangsa ini sengsara seperti sampah. Siapa yang berani menyebut diri mereka Manchu?"
Syair ini mungkin juga merupakan luapan hati sebagian besar bangsawan Manchu pada waktu itu.
Pada saat itu, sebagian besar orang Manchu mengubah nama mereka. Orang-orang dengan nama belakang semuanya berubah menjadi nama belakang Kim.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR