Saat itu di kediaman Jose Ramos Horta, beberapa pemberontak berlompatan keluar dari 2 kendaraan dan menyemburkan timah panas dari senjata mesinnya.
Mereka menyergap kediaman Sang Presiden yang berlokasi di Dili, dengan berteriak "Penghianat! Penghianat!", sambil memburu penerima nobel Perdamaian tersebut.
Melansir Kompas.com (14/2/2008), detik-detik penembakan Jose Ramos Horta diungkapkan oleh seorang pengawal Ramos Horta yang menolak menyebutkan namanya.
Sang pengawal juga menuturkan bagaimana ia menewaskan pimpinan pemberontak Alfredo Reinado.
Dalam peristiwa tersebut, Presiden Ramos Horta berhasil selamat, sementara pimpinan pemberontakan Alfredo Reinado tewas.
Peristiwa itu sekaligus menjadi akhir dari aksinya yang telah berlangsung bertahun-tahun.
"Saya meneriakkan nama Alfredo dan kemudian menembak ke arah kepalanya dengan senjata mesin karena ia mengenakan rompi anti peluru," jelas pengawal tersebut.
"Saya menembak Reinado beberapa kali, saya tidak tahu seberapa banyak," kata pengawal yang telah kembali bertugas dengan mengenakan seragam sehari setelah terjadi percobaan pembunuhan terhadap Ramos Horta.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR