Namun, meski Reinado berhasil ditembak, rupanya anak buahnya telah bersiaga di parit sekitar lokasi kejadian.
Pria bersenjata yang bertiarap di sebuah parit itu berhasil menembak ke arah dada dan perut Ramos Horta.
Serangan terpisah terjadi sejam kemudian, ditujukan ke Perdana Menteri Xanana Gusmao yang lolos dari upaya percobaan pembunuhan itu.
Peristiwa ini menenggelamkan Timor Leste ke dalam krisis baru, hanya 6 tahun setelah kemerdekaannya.
Terkait kondisi Presiden Ramos Horta saat itu, beberapa dokter menjelaskan bahwa Ramos Horta yang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit Australia.
Dokter yang menjelaskan beberapa hari setelah peristiwa penembakan itu, mengatakan Presiden Ramos Horta berada dalam kondisi stabil dan berangsur pulih dari luka tembaknya.
Sementara itu, saat itu Parlemen Timor Leste memperpanjang keadaan darurat 48 jam menjadi hingga 10 hari sampai 23 Februari 2008 karena kekhawatiran timbulnya aksi kerusuhan baru.
Pasukan Australia bersama beberapa personil polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diangkut dengan beberapa helikopter dan kendaraan tempur pun terlibat dalam operasi perburuan pasukan pemberontak di sebuah wilayah hutan di pinggiran Dili.
Jenazah Alfredo Reinado sendiri dimakamkan pada 14 Februari 2008.
Ratusan orang hadir di pemakamannya, dan penjagaan ketat aparat keamanan dilakukan.
Ratusan pendukung Reinado berkumpul untuk mengikuti prosesi pemakaman.
Saat itu, Ayah Reinado, Victor Alves, menyatakan kesedihannya yang mendalam untuk pertumpahan darah yang terjadi di Timor Leste.
Ia mengatakan bahwa kematian Reinado agar menjadi akhir pertikaian di Timor Leste.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR