Namun, di antara buruh Jawa di Suriname, ada yang memilih tetap tinggal dan tidak kembali ke Tanah Air.
Setelah hubungan kontrak mereka dengan pemilik perkebunan telah berakhir, mereka bekerja sebagai pekerja bebas.
Bahkan, ketika masa kejayaan perkebunan tebu mulai merosot, mereka melakukan cara lain untuk bertahan.
Banyak dari mereka beralih profesi dari buruk perkebunan menjadi buruh industri.
Mereka pun berpindah ke pusat-pusat pertambangan bauksit seperti Moengo, Paranam dan Biliton.
Seiring berjalannya waktu, orang Jawa yang bertahan di Suriname bukan hanya jadi buruh.
Ada di anatra mereka yang juga menjadi politisi bahkan menteri.
Itulah sejarah keberadaan orang-orang Suriname Jawa yang tak lepas dari penghapusan perbudakan di Koloni Belanda.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR