Dalam buku berjudul "Fall of Constantinople" karya Roger Crowley terungkap bahwa Muhammad Al Fatih memang sengaja memilih hari Jumat sebagai hari penyerangan Konstatinopel.
Dengan lantunan doa berulang-ulang dari tokoh agama baik habib, ulama, maupun syekh, pasukan terus bergerak dari Edirne dan berhenti tepat 1,5 kilometer menjelang gerbang Konstatinopel.
Tujuannya, selain merapikan dan mengistirahatkan barisan, adalah untuk melakukan ibadah shalat Jumat.
Bisa jadi, saat itu tidak ada yang menyangka bahwa sejarah besar sudah tertulis saat itu, meski Konstatinopel belum ditaklukan.
Sebab, dengan jumlah pasukan Muslim yang mencapai lebih dari 80 ribu orang, maka shalat Jumat yang dilakukan saat itu menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
Bahkan, saking banyaknya jemaah yang hadir saat itu, panjang saf membentang hingga 4 kilometer dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di Utara.
Apa yang terjadi setelah shalat Jumat tersebut? Jelas sebuah sejarah Islam yang tidak kalah menterengnya dari 'rekor' jumlah jemaah shalat Jumat tersebut.
KOMENTAR