Advertorial

Kepemimpinan Kontroversialnya Terancam Berakhir, Inilah Beberapa Kebijakan Paling Kontroversial PM Israel Benjamin Netanyahu untuk Palestina

May N

Editor

Intisari-online.com -Sebagai salah satu negara paling kontroversial di dunia, Israel sering dikecam karena kebijakan politik mereka terutama terhadap Palestina.

Kebijakan-kebijakan yang menekan dan menyiksa Palestina itu berhasil muncul ke dunia tak lain berkat pemimpin mereka, terutama Perdana Menteri (PM) Israel.

Saat ini, posisi PM Israel sedang dipertaruhkan,

Melansir Al Jazeera, sudah sejak lama posisi PM Israel sudah akan dicopot dari yang memegangnya sekarang, Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Bombardir Jalur Gaza Selama 11 Hari Berturut-turut, Kini Justru Rakyat Israel yang Jadi Korban Gara-gara Ulah Pemerintahnya Sendiri

Hal ini karena banyak kritik terhadapnya yang gagal membangun pemerintahan koalisi stabil dan terpercaya.

Serta, ia terduga terlibat dalam kasus korupsi.

Netanyahu dan partai Likudnya gagal membentuk koalisi pemerintah, menyebabkan Presiden Israel Reuven Rivlin memerintahkan pemimpin oposisi Yair Lapid, untuk membentuk pemerintahan sendiri.

Bahkan sebelum pemilihannya, Netanyahu kehilangan dukungan warga Israel karena berbagai alasan, menurut Micheline Ishay, direktur program HAM di Universitas Denver.

Baca Juga: Boroknya Mulai Tercium ke Penjuru Israel, Tak Hanya Pejabat Rakyat Israel Juga Serukan Lengsernya Benjamin Netanyahu, Terkuak Ini Dosanya pada Negeri Yahudi Tersebut

"Popularitas Netanyahu telah memburuk dan warga capek dengan pemilihan tanpa akhir. Likud turun dari 36 kursi tahun 2020 menjadi 30 saja pada Maret 2021," ujar Ishay.

"Upaya tanpa henti Netanyahu untuk menghindari perpecahan, pisahnya partai-partai sayap kanan, dan pandemi yang terus menghantui telah berkontribusi pada hilangnya dukungan kepadanya."

Namun konflik dengan Palestina telah menurunkan keengganan publik terhadap Netanyahu, tambahnya.

"Popularitasnya tidak diragukan lagi akan meningkat di antara para warga sebagai hasil meningkatnya ketegangan di Gaza.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Terancam Dilengserkan, Rupanya Inilah 2 Calon Perdana Menteri Israel, Dianggap Lebih Berbahaya Karena Inginkan Yerussalem Sepenuhnya

"Di bawah situasi perang, orang cenderung berlindung di belakang pemerintah yang sudah ada, takut dengan roket dan ancaman internal. Karena inilah posisi Netanyahu menguat," ujar Ishay.

Meski begitu, Ishay mengatakan ia tidak percaya Netanyahu mendukung konflik dalam perhitungan politiknya, meski ada kaitan langsung dengan kekerasan melawan warga Palestina.

"Netanyahu memperbolehkan, bahkan menumbuhkan provokasi lokal melalui Kahanist di Yerusalem, pendudukan terencana di rumah-rumah Arab di Sheikh Jarrah, pemagaran Gerbang Damaskus selama Ramadhan dan aksi polisi di Al-Aqsa.

"Namun, tidak jelas apakah dia mengantisipasi dan mengharapkan tanggapan dari Hamas. Terlepas dari niatnya, perang itu menguntungkan Hamas dan Likud walau hanya dalam jangka pendek," tambah Ishay.

Baca Juga: ‘Tidak Ada Bedanya, Mereka Semua Jahat!’ Palestina Berikan Pendapat Soal Calon Perdana Menteri Israel yang Akan Gantikan Benjamin Netanyahu

Terlepas dari itu, beberapa kebijakan yang disebutkan Ishay di atas memang merupakan kebijakan yang cukup kontroversial.

Pertama adalah Kahanist, kelompok ekstrimis sayap kanan yang ingin membentuk Zionisme, yang sebelumnya sudah lama menutupi pandangan dan praktik fasis mereka.

Netanyahu mendorong partai sayap kanan Yahudi bergabung dengan partai kecil yang lebih ekstrimis, termasuk Otzma Yehudit, dan penggabungan ini baru-baru ini disetujui.

Hal tersebut memberikan kursi kepada pemimpin Otzma Yehudit, Michael Ben Ari, mengamankan kursi di parlemen Israel, Knesset ke-21, dalam pemilu April kemarin.

Baca Juga: Usai Gempur Jalur Gaza, Kini Terjadi Gejolak Politik di Israel ketika Posisi Benjamin Netanyahu Terancam Kelompok Ini

Ben Ari sendiri adalah tokoh yang begitu kontroversial, selain menghasut pogrom melawan pengungsi Afrika di Tel Aviv Selatan, Ben Ari terkenal karena menyobek Alkitab Kitab Perjanjian Baru lalu membuangnya mengatakan jika Yahudi sayap kiri adalah "bakteri" yang harus diberantas.

Selanjutnya Netanyahu memperbolehkan perebutan properti Arab di Sheikh Jarrah, yang menyebabkan warga Palestina terusir dari rumah-rumah mereka.

Kemudian Netanyahu mendukung pemasangan pagar Gerbang Damaskus selama Ramadan.

Kebijakan ini membuat umat Muslim tidak bisa masuk ke Kota Tua Yerusalem saat Ramadan.

Baca Juga: 'Saya Sudah Bunuh Banyak Orang Arab, Cara Hadapi Palestina Memang dengan Memukulinya', Inilah Naftali Bennet Calon PM Israel yang Bisa Bikin Rakyat Palestina Makin Menderita

Tahun ini Gerbang Damaskus dipasangi pagar.

Tahun ini pemsangan pagar makin lama, tidak seperti biasanya hanya dalam waktu dekat.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait