Intisari-Online.com - Saat Israel membombardir Gaza, banyak dari rudal maupun amunisi tidak meledak, yang akan mengancam nyawa para penduduk Palestina di kemudian hari.
Untuk itulah, hadirnya pasukan penjinak bom sangat diperlukan untuk memindahkan persenjataan yang belum meledak serta sisa-sisa proyektil pengintaian.
Melansir Al Jazeera, Rabu (9/6/2021), pasukan tersebut, yang beroperasi di bawah kementerian dalam negeri, telah melakukan 1.200 misi untuk menetralisir, menjinakkan dan menghancurkan hulu ledak yang tidak meledak dan amunisi berbahaya di daerah pemukiman Gaza sejak 10 Mei, ketika Israel memulai pemboman 11 hari di Jalur Gaza.
Pemboman Gaza menyebabkan kerusakan infrastruktur yang meluas, termasuk hancurnya 1.800 unit rumah, 74 bangunan umum, 53 fasilitas pendidikan, dan 33 kantor media.
Juga kerusakan pada pabrik desalinasi air yang telah menyebabkan lebih dari 250.000 warga Palestina kehilangan air minum bersih.
Kapten Mohammed Meqdad, seorang insinyur bahan peledak di kementerian dalam negeri Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada korban dari 70 orang regu penjinak bom selama pekerjaan mereka sejak 10 Mei, meskipun kekurangan peralatan pelindung vital.
“Tim tidak memiliki rompi pelindung atau peralatan berteknologi tinggi yang dapat mengungkap keberadaan bahan peledak,” kata Meqdad. “Mereka hanya memiliki peralatan sederhana, seperti kotak peralatan yang dapat ditemukan di hampir setiap rumah.”
Insinyur itu mengatakan bahwa di bawah blokade 13 tahun oleh Israel, masuknya peralatan pelindung yang digunakan oleh tim penjinak bom di Gaza telah dilarang.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR