Intisari-Online.com - Wawasan kunci tentang perang masa depan dan bagaimana Israel menyiapkan pasukannya terkuak.
Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan ketegangan di Timur Tengah, antara AS dan Iran, dan juga antara Israel dan Iran.
Ketegangan ini melibatkan teknologi terbaru karena Iran telah berlatih dengan drone dan rudal balistik baru serta Israel telah menguji sistem pertahanan udara berlapis-lapisnya.
Laporan di Suriah mengatakan Israel telah melakukan serangan udara pada Januari 2021.
Israel memandang rencana multi-tahunnya saat ini sebagai penggabungan teknologi terbaik di medan perang.
Hizbullah diperkirakan akan berusaha menghujani Israel dengan ribuan rudal setiap hari.
Sejak itu Israel, dengan dukungan AS, telah mengembangkan banyak sistem pertahanan udara, seperti David's Sling, Arrow, dan Iron Dome.
Pertempuranera sekarang bukan hanya tentang menaklukkan desa musuh tetapi juga menyisir berbagai unit dan teknologi.
Seth J. Frantzman, jurnalis dan direktur eksekutif Pusat Pelaporan dan Analisis Timur Tengah menulis pada National Interest bahwa para ahli Israel berbicara mengenai konsep terbarunya bersama rekan-rekan barat mereka.
Ini berarti dunia akan melihat Optimasi Kinerja Manusia atau HPO dan penggunaan neuroplastisitas untuk memahami bagaimana fungsi otak dapat memengaruhi kinerja tentara.
Mereka menerapkan teknologi terbaru agar sesuai dengan keterampilan yang dimiliki prajurit muda.
Otak berfungsi secara berbeda di masa lalu karena orang memiliki pengalaman yang berbeda dari orang yang direkrut pada tahun 1920, misalnya.
Setelah memahami otak para rekrutan, Israel ingin memberikan konsep perang yang tepat kepada prajurit modern.
Salah satu aspek yang dihadapi Israel adalah waktu.
Ini bukan tahun 1914 dan Israel tidak bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam perang parit melawan musuh.
Sebaliknya, konsepnya yakni untuk memahami bahwa Israel ingin mendapatkan hasil secepat mungkin dengan menggunakan teknologi terbaik.
Ini melibatkan banyak simulator untuk brigade dan lebih banyak penggunaan komputer untuk mengintegrasikan apa yang disebut "tulang punggung digital" untuk unit.
Bagaimana Israel Akan Melawan
Konsep yang didorong Israel disebut pertempuran “multi-dimensi”.
Tentara akan dibekali lebih banyak teknologi dan dukungan tembakan di ujung jari mereka.
Unit multi-dimensi dan konsep komando akan diterapkan untuk membuat tentara Israel menang dalam pertempuran.
Selain itu, mereka juga dapat melakukannya dengan cepat, dengan mempertimbangkan faktor waktu yang disebutkan di atas.
Mengatasi musuh yang menggunakan teror, berarti Israel perlu cara yang lebih baik untuk mengekspos musuh.
Mereka bisa menggunakan drone atau kecerdasan buatan yang diterapkan pada pengawasan area luas.
Prajurit juga dilatih untuk menggunakan teknologi ini.
Seorang prajurit infanteri berarti juga akan punya akses lebih banyak ke aset udara.
Mereka dapat mengetahui keberadaan musuhnya hanya dengan dengan satu klik jari mereka.
Perang dalam Perang
Perang dalam perang berarti menggabungkan pengetahuan bahwa ada waktu yang terbatas dan menemukan musuh lebih cepat.
Perang asimetris ini bukanlah hal baru bagi militer barat.
Tentara AS di Vietnam memiliki akses ke senjata besar.
Tetapi Israel tidak dapat menggunakan jenis taktik yang digunakan AS di Vietnam, ia harus menggunakan amunisi presisi dan menghadapi semacam tantangan asimetris yang berlipat ganda di medan perang.
Menerapkan jenis aplikasi teknologi yang ingin Israel gunakan di medan perang akan mengambil banyak bentuk, kata para pejabat IDF.
Itu berarti lebih banyak drone dan kecerdasan buatan.
Lebih banyak teknologi juga ada di tangan prajurit biasa, bukan hanya perwira.
Musuh juga memiliki teknologi yang lebih baik, seperti drone dan smartphone mereka sendiri, jadi Israel harus menghadapi ini.
Sementara beberapa terminologi yang digunakan Israel bersifat umum dan konseptual, hasilnya adalah metode baru mempersiapkan tentara untuk dapat memanfaatkan teknologi baru saat mereka tiba.
Militer terkadang lambat memperkenalkan drone baru atau menggunakan komputer tablet atau laser karena pengadaannya lambat.
Selain itu, radio tentara harus kuat, kokoh, dan terenkripsi.
Israel menunjukkan bahwa doktrinnya telah melompat dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka percaya rencana ini secara fundamental akan mengubah individu prajurit dan bagaimana mereka berperang di tahun-tahun mendatang.
(*)