Penulis
Intisari-Online.com – Inilah budaya Israel yang menarik dan unik, terbuka, ramah dan penyayang, kasar karena bahasa Ibrani, tetapi orang Israel bisa tersinggung karena hal sepele ini.
Menjadi sebuah tugas yang sulit untuk mendefinisikan budaya Israel, karena merupakan perpaduan yang menarik dan unik dari masakan dan adat istiadat, etnis dan agama, yang lama dan yang baru.
Memang, menjadi cara terbaik untuk belajar tentang budaya Israel dan keistimewaannya adalah dengan mengalaminya secara langsung.
Tetapi, panduan berikut ini paling tidak membantu Anda untuk mempersiapkan diri bila Anda akan mengunjungi Israel.
Baca Juga: Inilah Sejarah Israel, Dekade Pertama Setelah Memproklamasikan Kemerdekaannya
Budaya Israel adalah ramuan dari banyak pengaruh
Israel menjadi tempat peleburan budaya yang benar-benar unik.
Selama sekitar 100 tahun terakhir, dari era pra-negara hingga pasca 1948, orang-orang Yahudi bermigrasi ke Israel dan membawa serta budaya dan adat istiadat mereka.
Sementara, populasi Yahudi sendiri berasal dari seluruh dunia.
Dari Rusia, Polandia, Brasil, Ethiopia, Maroko, Irak, dan Yaman, hanyalah beberapa tempat asal Israel.
Oleh karena itulah, dari masakan hingga perayaan, masyakarat Israel kontemporer merupakan campuran menarik dari pengaruh Timur dna Barat yang telah menyatu untuk membentuk semacam budaya bernama Israel.
Tambahan lagi populasi Arab (baik Muslim dan Kristen) yang cukup besar di Israel dan etnis minoritas lainnya, maka Anda dapat melihat keragaman yang ada.
"Kekasaran" Israel adalah karena bahasa Ibrani
Orang Israel sering dianggap sebagai orang yang kurang ajar dan agresif.
Namun, yang sebenarnya bukan itu yang terjadi.
Ini adalah hasil dari bahasa Ibrani, yang dicirikan sifatnya yang singkat dan memerintah.
Kita, mungkin akan mengatakan, “Tolong, bolehkah saya mendapatkan air?”
Sementara, seorang Israel akan mengatakan, “Efshar mayim?” yang secara harfiah berarti “Itu mungkin, air?”
Kita mungkin akan mengatakan, “Tidak, terima kasih.” Sebagai tanggapan atas tawaran ngopi atau ngeteh, namun di Israel mungkin hanya dijawab dengan ‘lo’ (tidak).
Kesopanan dalam bahasa Ibrani lebih cenderung terlihat dari intonasi daripada kata-kata seperti ‘tolong’ dan ‘terima kasih’.
Orang Israel juga percaya bahwa penggunaan kata-kata sopan yang berlebihan menunjukkan kurangnya kedekatan dengan orang lain.
Jangan biarkan kurangnya basa-basi memberi Anda kesan yang salah!
Orang Israel terbuka dan ramah
Orang Israel, entah itu Yahudi, Muslim, Kristen, atau Druze, cenderung orang yang sangat hangat dan ramah.
Cobalah berjalan ke toko karpet di Daliat El Carmel, desa Druze terbesar di Israel, kemungkinan besar Anda akan disambut dengan ciuman, jabat tangan, dan permen.
Coba saja Anda beri tahu seorang Yahudi Israel bahwa Anda ingin makan malam Shabbat tetap tidak punya tempat untuk itu, jangan kaget kalau Anda akan diundang oleh orang Israel ke rumahnya.
Namun, jika seorang pekerja datang ke rumah Anda untuk memperbaiki sesuatu dan Anda tidak menawarkan kopi atau teh, dia akan tersinggung.
Keramahan adalah bagian penting dari budaya Israel.
Kebarat-baratan sampai batas tertentu
Israel, khususnya Tel Aviv, mengandung unsur-unsur budaya Barat yang kuat dan bahasa Inggris digunakan secara luas, melansir dari culturetrip.
Namun, mereka masih memiliki budaya Timur tengah yang fundamental, yang sangat kuat ketika Anda menjelajah keluar dari kota-kota utama dan ke pinggiran.
Di Tel Aviv, bukan hal aneh melihat kuda dan kereta menavigasi jalan yang sibuk, dan banyak aspek etiket Barat yang tidak ada, seperti mengantri dengan tertib atau menunggu orang turun dari kereta sebelum menerobos masuk.
Keunikan budaya Israel yang lan adalah tatapan.
Orang Israel, dari nenek hingga remaja laki-laki, sering menatap, bahkan jika Anda menatap mereka dan bertukar kontak mata, kemungkinan mereka akan terus berlanjut.
Tetapi, cobalah untuk tidak merasa minder.
Orang Israel adalah orang yang sangat penyayang
Orang Israel, khususnya mizrahim (Yahudi keturunan Arab atau Afrika Utara), sangat penyayang dan ekspresif, lebih daripada orang-orang di Anglosphere.
Laki-laki saling menyapa dengan ahi (saudaraku), sementara pelukan, ciuman, dan kasih sayang tanpa akhir seperti haim sheli (hidupku) dan neshama sheli (jiwaku), dengan murah hati dibagikan.
Israel adalah campuran dari sekularisme dan agama
Masyarakat Israel kontemporer adalah perpaduan yang menarik antara agama dan sekularisme, dan terkadang keduanya berbenturan.
Yudaisme Ortodoks memiliki pengaruh yang dilembagakan atas berbagai aspek kehidupan Israel, yang merupakan hasil kompromi awal oleh Perdana Menteri pendiri sosialis, David Ben Gurion.
Terlepas dari pergumulan dengan unsur-unsur agama, sekularisme dan liberalisme mendominasi di Israel.
Contohnya dapat ditemukan di seluruh negeri, dari Festival Midburn di Gurun Negev dan festival kebanggaan gay terbesar di Timur Tengah di Tel Aviv, hingga dukungan kuat pemerintah terhadap industri ganja medis Israel dan deskriminalisasi pengguaan rekreasi.
Satu lagi, hidangan daging babi dapat ditemukan di seluruh negeri, termasuk Yerusalem. (ktw)
Baca Juga: Inilah Yasser Arafat, Tokoh Perdamaian untuk Pembebasan Tanah Palestina, Kematiannya Karena Racun?
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari