Penulis
Intisari-Online.com - Dalam sebelas hari pertempuran pada pertengahan Mei, Israel menggunakan serangan udara presisi untuk mencoba merusak infrastruktur Hamas di Gaza.
Dimuat pada National Interest,Rabu (2/6/2021), Seth J. Frantzman, jurnalis dan direktur eksekutif Pusat Pelaporan dan Analisis Timur Tengah mengatakan, targetnya yakni terowongan bawah tanah dan infrastruktur penting tempat pergerakan massa roket yang digunakan untuk menargetkan Israel.
Lebih dari 4.300 roket ditembakkan ke Israel hingga Iron Dome diberitakan jebol.
Sistem bawah tanah, menghubungkan berbagai desa dan kota dan kota Gaza.
“Semuanya terhubung di bawah tanah,” kata komando IDFnya.
Sistem bawah tanah memungkinkan Hamas untuk meluncurkan rentetan roket jarak jauh, terkadang lebih dari seratus sekaligus.
IDF mulai kampanye besar melawan bawah tanah dimulai pada hari Jumat, 14 Mei, dengan sekitar 160 pesawat memburu 150 target dalam kampanye udara sepanjang malam.
Baru-baru ini pada Februari 2021, IDF telah mengebor untuk menyerang hingga 3.000 target dalam periode dua puluh empat jam.
Ini berarti kampanye di Gaza hanyalah contoh kecil dari daya tembak yang dapat dilepaskan IDF menggunakan jet generasi kelima yang canggih seperti pesawat tempur siluman F-35.
Terkait dengan Hamas, keputusan untuk menyerang sistem terowongan Metro karena berkaca dari serangan Hamas terdahulu.
Misalnya, pada tahun 2014 Israel menargetkan terowongan Hamas yang membentang dari Gaza ke Israel.
Israel kemudian membangun penghalang sensorik yang unik di bawah tanah dan di atas tanah untuk mencegah terowongan Hamas di bawah perbatasan.
Israel juga menyerang pasukan katak Hamas dan berbagai unit angkatan laut, termasuk kapal selam tak berawak dalam perang baru-baru ini.
IDF harus bersaing dengan unit ATGM Hamas serta unit perang cyber dan drone.
Sistem Iron Dome menjatuhkan drone Hamas untuk pertama kalinya dalam konflik ini.
Pentingnya menghancurkan sistem Metro adalah untuk mencegah Hamas agar tidak dapat dengan mudah memindahkan roket ke bawah tanah dan mengatur rentetan serangan yang dapat dikoordinasikan dan dihubungkan dengan komando dan kontrol terpusat.
Di masa lalu, Hamas sering menembakkan beberapa roket sekaligus dari truk yang kurang canggih.
Namun, Iran telah menyempurnakan penggunaan rudal presisi baru dan juga persembunyian roket, seperti 107mm dan 122mm yang digunakan oleh milisi di Irak, sehingga dapat diatur waktunya dan ditembakkan di suatu lokasi.
Roket Hamas sekarang jauh lebih besar, termasuk beberapa yang bisa mencapai 250 km.
Metro ini adalah sistem yang telah mereka bangun selama sekitar sepuluh tahun.
Baca Juga: Sudah Gencatan Senjata, Israel Tangkap Pemimpin Hamas di Tepi Barat dengan Tuduhan Ini
Israel menganggap sistem itu sebagai strategi Hamas dan dengan demikian menghancurkannya adalah kekalahan mutlak bagi Hamas.
Menyerang sistem seperti ini di seluruh Gaza dimungkinkan tanpa menghantam banyak rumah warga sipil.
Israel juga menyerang sistem bawah tanah beberapa hari dalam konflik baru-baru ini.
Ini tampaknya terjadi ketika Hamas tidak akan menghentikan tembakan roket jarak jauh dan kepemimpinan politik Israel mengambil keputusan untuk meningkatkan tekanan pada Hamas.
“Saya pikir kami mengetahui bahwa Hamas mengandalkan terowongan ini dan begitu Anda menghancurkannya, itu akan mengubah seluruh medan pertempuran."
Hamas mengatakan bahwa mereka memiliki terowongan berkilo-kilometer di bawah Gaza dan media Iran mengatakan Hamas sudah membangun kembali persenjataan roketnya.
Ia memiliki sekitar 15.000 roket dan harus mengisinya kembali.
Menurut petugas IDF, Hamas dapat membangun kembali sistem terowongan tetapi itu akan memakan waktu.
Hamas mungkin telah terpukul mundur sepuluh tahun.
(*)