Walau Dibenci Seisi Bumi, Nyatanya Israel Justru Jadi Harapan Utama Umat Manusia di Dunia, Karena Tahu Cara Menjinakkan Covid-19, Hal Ini Jadi Buktinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Bendera Israel.
Bendera Israel.

Intisari-online.com - Kekejamannya pada rakyat Palestina memang membuat Israel dikecam banyak pihak.

Apalagi Israel berdiri di atas tanah yang dirampas dari Palestina, sehingga membuat banyak orang mengecam negara Yahudi tersebut.

Meski banyak pihak yang mengecamnya, nyatanya Israel masih menjadi negara yang bisa membawa harapan bagi umat manusia di dunia, untuk menjinakkan Covid-19.

Seperti yang kita tahu, Israel merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengumumkan telah bebas dari Covid-19.

Baca Juga: 'Saya Sudah Bunuh Banyak Orang Arab, Cara Hadapi Palestina Memang dengan Memukulinya', Inilah Naftali Bennet Calon PM Israel yang Bisa Bikin Rakyat Palestina Makin Menderita

Israel kini telah kembali pada kehidupan normal, di mana orang-orang bisa bepergian bebas tanpa masker.

Bahkan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak seperti konser dll, sudah bisa diselenggarakan.

Israel telah mencabut status pandemi di negaranya per 1 Juni 2021, hampir semua prokes di Israel sudah tidak diterapkan.

Menurut ahli epidemiologi terkemuka Israel, pada Rabu (2/6/21), mengatakan ada rahasia untuk menjinakkan Covid-19.

Baca Juga: Saat Israel Dikecam Dunia, Ada Negara Asia yang Justru Beli Senjata Israel Senilai Rp2,8 Triliun, Seolah Tak Peduli dengan Nasib Palestina

"Seperti dongeng, semuanya berubah di tengah malam," kata Profesor Nadav Davidovitch, ahli epidemiologi terkemuka dari Universitas Ben Gurion.

"Saya sangat bangga melihat Israel menjadi contoh negara anti-epidemi," katanya.

Pada kesempatan ini, Times of Israel telah melakukan wawancara dengan Profesor Davidovitch dan ahli epidemiologi Ronit Calderon-Margalit, dari Hebrew University.

Untuk berbagi rahasia membantu Israel memerangi epidemi Covid-19, dalam konteks bahwa dunia masih belum sepenuhnya lepas dari pandemi.

Vaksinasi massal terhadap rakyat adalah alasan utama Israel hampir tidak memiliki kasus baru infeksi Covid-19, meskipun faktanya Israel belum secara resmi mencapai kekebalan kelompok.

"Ini pada dasarnya seperti kita mendapat kekebalan kelompok," kata Calderon-Margalit.

Dr Sharon Elroy-Preis, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Israel, mengatakan kekebalan kelompok adalah "ketika orang terus hidup normal tanpa menginfeksi orang lain dengan virus".

"Orang Israel mulai kembali ke kehidupan normal dan kita akan melihat apakah virus benar-benar kehilangan kemampuannya untuk menginfeksi," kata Elroy-Preis.

Baca Juga: Tak Mau Lagi Dipermalukan Palestina, Israel Langsung Merengek Hal Ini pada Amerika, Minta Kucuran Dana dengan Nilai Fantastis untuk Membeli Hal Ini

Ahli epidemiologi Davidovitch berkata,"Segalanya terjadi perlahan. Saya sangat bangga bahwa Israel telah benar-benar menuai buah dari kampanye vaksinasi."

Wabah Covid-19 di Israel memuncak pada awal 2021, dengan sebagian besar infeksi terkait dengan jenis yang berasal dari Inggris.

Calderon-Margalit mengatakan keberhasilan Israel tidak akan tercapai tanpa kontrol ketat terhadap orang-orang yang masuk dari mana-mana.

Sebuah studi di awal pandemi menunjukkan bahwa orang-orang dari AS adalah sumber penularan Covid-19 terbesar di Israel.

Hanya segelintir penyebar super yang menyebabkan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 meningkat secara eksponensial.

Inilah alasan mengapa Israel akan melakukan kontrol ketat terhadap orang-orang yang memasuki negara itu, terutama karena kekhawatiran bahwa jenis yang kebal vaksin mungkin muncul di masa depan.

Israel adalah salah satu negara terkemuka dalam mengeluarkan paspor vaksin, atau "kartu hijau" kepada orang-orang.

Ini memiliki dampak besar dalam menopang perekonomian selama periode anti-epidemi, kata ahli epidemiologi Davidovitch.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Palestina Jalur Gaza Rusak Akibat Serangan Israel, Meski Tidak ada Pasien atau Karyawan Terluka Tapi Bikin Mereka Alami Hal ini

Berkat 'green card', masyarakat yang sudah divaksinasi tetap bisa berpartisipasi dalam keramaian, pergi ke restoran dan tempat lain, tidak hanya terbatas pada layanan penting saja.

Davidovitch menegaskan bahwa pemerintah tidak mempublikasikan manfaat dari "kartu hijau" sebagai cara untuk mendorong orang untuk mendapatkan vaksinasi.

Tetapi orang harus merasa mereka membutuhkan "kartu hijau" untuk melanjutkan hidup seperti biasa.

Hidup menjadi lebih mudah bagi mereka yang telah divaksinasi, dan itu menjadi insentif bagi orang lain. Mereka tidak ingin merasa seperti warga negara kelas dua.

"Saya pikir 'kartu hijau' adalah alat yang sangat penting. Tapi itu tidak boleh disalahgunakan dengan tujuan mendorong orang untuk divaksinasi," kata Davidovitch.

Artikel Terkait