Rumah Sakit Indonesia di Palestina Jalur Gaza Rusak Akibat Serangan Israel, Meski Tidak ada Pasien atau Karyawan Terluka Tapi Bikin Mereka Alami Hal ini

K. Tatik Wardayati

Penulis

Rumah Sakit Indonesia di Palestina Jalur Gaza, rusak akibat serangan Israel

Intisari-Online.com – Rumah sakit Indonesia di Palestina di Jalur Gaza rusak akibat serangan Israel, meski tidak ada pasien atau karyawan yang terluka tetapi membuat mereka mengalami hal ini.

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza itu mengalami kerusakan sebagian akibat serangan Israel di dekat fasilitas kesehatan tersebut, kata seorang pejabat, melansir aa.com.tr (12/5/2021).

Kantor administrasi rumah sakit dirusak oleh serangan Israel, sekitar 200 meter dari fasilitas itu.

Memang tidak langsung terkena bom, tetapi ledakan keras membuat bangunan bergetar dan langit-langit runtuh.

Baca Juga: Rumah Sakit Husada, RS untuk Kaum Miskin Hasil Saweran Warga Tionghoa

Meski tidak ada pasien atau karyawan yang terluka tetapi serangan itu membuat banyak orang trauma.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan Selasa malam bahwa pasukan Israel melancarkan serangan ke daerah terdekat.

"Ini bukan pertama kalinya mereka menyerang fasilitas kesehatan. Tindakan ini jelas melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ia mengutuk serangan itu dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah permanen untuk menghentikan tindakan keji seperti itu terhadap warga sipil dan fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Netanyahu dan Serangan Israel Bebaskan Sandera dari Teroris di Entebbe

Rumah Sakit Indonesia di Palestina Jalur Gaza

Indonesia menjadi negara terbaru yang menyelesaikan proyek medis besar dalam rekontruksi Gaza yang dilanda perang dengan meresmikan sebuah rumah sakit di daerah kantong Palestina yang diblokade.

Seorang pejabat di sebuah organisasi kemanusiaan medis yang berbasis di Jakarta meluncurkan proyek yang didanai publik itu.

Kepada Anadolu Agency pejabat itu menceritakan, bagaimana dibutuhkan lebih dari lima tahun untuk mewujudkan proyek tersebut karena blokade Israel dan konflik pada tahun 2014.

“Karena kesulitan birokrasi, konstruksi baru bisa dimulai pada 2011,” kata Rima Manzanaris, manajer operasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), melalui telepon, melansir dari aa.com.tr (10/1/2016).

"Bahkan di masa perang, pembangunan Rumah Sakit Indonesia terus berlanjut. Dan pengadaan berbagai peralatan medis, instalasi listrik, jaringan telepon, dan internet baru selesai akhir tahun lalu," tambahnya.

Israel telah mempertahankan blokade ketat di Jalur Gaza sejak 2007, ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas mengambil alih wilayah itu, sebuah langkah yang telah merusak ekonomi jalur itu dan mencukur sekitar 50 persen dari Produk Domestik Brutonya.

Rumah Sakit Indonesia, adalah rumah sakit asing terbaru yang dibuka di Gaza, setelah Persahabatan Turki-Palestina senilai $34juta, sebuah proyek yang disetujui oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, saat itu perdana menteri, untuk disponsori pada tahun 2010.

Erdogan menegaskan kembali harapan bahwa pembangunan rumah sakit kedua akan segera selesai.

Baca Juga: Serangan Israel pada sekutunya, Kapal USS Liberty dalam Perang 'Enam Hari' Arab-Israel

Di samping fasilitas lain yang disponsori oleh Qatar, yang organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah sebelumnya memperbaiki rumah sakit yang rusak dalam operasi militer Israel 2014.

Kantor berita nasional, Antara, melaporkan bahwa Jusuf Kalla mengungkapkan harapan bahwa rumah sakit itu akan menjadi contoh bahwa tindakan positif dapat diambil untuk membantu warga Palestina, dan sebagai upaya untuk mendukung kemerdekaan mereka.

Rumah Sakit Indonesia senilai $9 juta, yang saat ini merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, pada awalnya dimaksudkan untuk memberikan perawatan fisik dan psikologis bagi pasien yang mengalami trauma konflik, sampai Kementerian Kesehatan Palestina meminta agar difungsikan sebagai rumah sakit umum.

Fasilitas yang memiliki dua lantai dan satu basement ini dilengkapi dengan 90 ruang rawat inap, 10 ruang gawat darurat, laboratorium, ruang radiologi dan 10 unit perawatan intensif dengan kapasitas 100-150 pasien. (ktw)

Baca Juga: Dengan Bawa Dokumen Pribadi dan Barang Berharga, Warga Lakukan Eksodus Setelah Meningkatnya Serangan Israel di Jalur Gaza

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait