Penulis
Intisari-Online.com -Israel merupakan penerima bantuan AS terbesar dibandingkan negara lain.
Namun, Israel merasa bantuan yang diberikan AS masih kurang.
Israel masih akan meminta tambahan $ 1 miliar (sekitar Rp14,3 triliun) bantuan Amerika.
Mirisnya, Israel meminta dana tambahan untuk mengisi kembali sistem pertahanan roketnya setelah perang baru-baru ini di Gaza.
Begitulah yang dikatakan Senator Amerika Serikat Lindsey Graham pada hari Selasa.
Berbicara kepada Fox News dari Israel, Graham memegang tanda yang berbunyi "lebih banyak untuk Israel".
Dia menyerukan Kongres dan pemerintahan saat ini untuk menyetujui permintaan Israel, untuk memberi lebih banyak dana.
Melansir Middle East Eye, Selasa (1/6/2021), pemerintah Israel telah menerima $3,8 miliar (Rp54,3 triliun) dalam bentuk bantuan militer AS setiap tahun.
"Setiap kali seseorang mencoba untuk menghancurkan Israel, respons kami adalah lebih banyak bantuan," kata Graham.
Seruan untuk lebih banyak bantuan AS datang pada hari yang sama ketika pemerintah Israel melaporkan bahwa negara itu mencatat penghitungan ekspor militer tertinggi pada tahun 2020 sebesar $8,3 miliar (Rp118,7 triliun).
Padahal, Kongres meminta menekan bantuan ke Israel.
Jajak pendapat baru-baru ini oleh Arab American Institute juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika menentang bantuan tak terbatas kepada pemerintah Israel.
Permintaan untuk memberikan lebih banyak uang pembayar pajak AS kepada Israel kemungkinan akan memicu oposisi dari Demokrat sayap kiri.
Ini juga akan menguji kekuatan pendukung Israel di Washington di tengah meningkatnya kritik terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Pada hari Selasa, Graham berjanji untuk memimpin upaya untuk mengamankan bantuan tambahan di Kongres setelah Pentagon secara resmi menerima permintaan tersebut dalam beberapa hari mendatang.
Graham bertemu dengan pejabat tinggi Israel minggu ini, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Di tengah laporan bahwa saingan politik Netanyahu berada di puncak pembentukan pemerintahan koalisi yang akan menyingkirkannya dari kekuasaan, Graham mengatakan hubungan Washington dengan Israel tidak akan terpengaruh oleh politik Israel.
"Pemerintah mungkin berubah dalam beberapa hari ke depan, terus terang. Tapi satu hal (yang) tidak akan berubah adalah hubungan antara Israel dan Amerika Serikat," kata Graham, Selasa.
"Tidak ada teman yang lebih baik bagi Amerika Serikat selain Israel, dan Bibi (Netanyahu) telah menjadi salah satu pemimpin terkuat di dunia selama 15 tahun terakhir."
Terlepas dari ketidaksepakatan ideologis yang mendalam dengan Presiden Joe Biden, Graham memuji pemerintahan AS saat ini atas penanganannya terhadap krisis baru-baru ini.
"Saya ingin berterima kasih kepada pemerintahan Biden karena mendukung Israel," katanya.