Dia menyebutkan bahwa dia tidak ingin menjadi seorang tentara, tetapi orang Israel yang melakukan apa yang orang lain lakukan.
Sebagian besar anak muda Israel sangat bangga memegang senjata, menurutnya itu sangat keren.
Tetapi Carmel tidak suka bau mesiu, dia membencinya dan tidak suka memegang senjata.
Namun, karena dia memiliki prestasi tinggi akhirnya dia dipilih untuk pelatihan perwira, dan kemudian ditempatkan di COGAT atau birokrasi militer Israel.
Tugasnya adalah koordinasi kegiatan pemerintah di wilayah.
Carmel menggambarka dirinya sebagai pemerintah bayangan, yang dibangun Isrel untuk memerintah Tepi Barat.
Padahal tempat itu adalah rumah bagi 2,8 juta warga Palestina yang ditangkap dari Yordania, dalam perang enam hari tahun 1967.
Namun, lebih dari 500.000 orang Yahudi juga pergi ke wilayah itu dan membangan pemukiman yang kontroversial.
Hingga kemudian, Carmel mendapati sebuah momen yang membuat hidupnya berubah, dari pro-Israel kemudian membocorkan kebusukan militer Israel.
Source | : | business insider |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR