Jelas-jelas Serang Al-Aqsa Saat Warga Palestina Beribadah, PM Netanyahu Bela Diri Sebut Israel Bertindak Secara Bertanggung Jawab dan Melindungi Hak Beribadah

Tatik Ariyani

Editor

Israel menyerbu masjid di Al-Aqsa
Israel menyerbu masjid di Al-Aqsa

Intisari-Online.com - Bentrokan pecah di Temple Mount di Yerusalem pada hari Jumat antara jamaah dan pasukan keamanan Israel.

Bentrokan itu terjadi ketika puluhan ribu jamaah Muslim berkumpul untuk menandai salat Jumat terakhir dari bulan Ramadhan.

Melansir The Jerusalem Post, Sabtu (8/5/2021), sekitar 205 warga Palestina terluka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina, dengan 108 dari mereka yang terluka dipindahkan ke rumah sakit Yerusalem untuk perawatan.

Salah satu yang terluka kehilangan satu mata, dua menderita luka di kepala yang serius dan dua lainnya patah rahang, kata Bulan Sabit Merah Palestina.

Baca Juga: Bertekad Babat Habis Keturunan Warga Palestina Agar Seutuhnya Musnah, Israel Gigit Jari Temui Keberanian Pemuda Palestina Selundupkan Calon Kehidupan Ini Agar Jadi Putra Putri Palestina di Masa Depan

Sebagian besar cedera lainnya ringan, tambahnya.

Sementara dari pihak Israel, sedikitnya 17 petugas polisi Israel terluka dalam bentrokan itu.

Rekaman dari Temple Mount menunjukkan pasukan keamanan Israel menembakkan granat setrum ke Masjid al-Aqsa, KAN News melaporkan.

Polisi kemudian terlihat mengunci pintu masjid saat jamaah masih di dalam, menurut KAN News.

Baca Juga: Muncul Kelompok Masyarakat yang Kian Hari Kian Lupa Diri, Populasi Palestina Kini Berada di Titik Nadir, Bahkan Jumlah Segera Disalip Warga Yahudi Israel

Petugas Polisi Perbatasan menutup Gerbang Damaskus di Kota Tua dalam upaya untuk mendapatkan kembali kendali atas situasi dan untuk mencegah lebih banyak orang bergabung dalam kerusuhan.

Kekacauan tersebut pecah setelah meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur selama beberapa pekan terakhir.

Kekerasan terjadi akibat kebijakan Israel yang melarang Muslim masuk ke dalam Kota Tua selama bulan suci Ramadhan.

Pihak berwenang Israel juga meminta sejumlah keluarga Palestina meninggalkan rumah mereka untuk memberi ruang bagi pemukim Israel.

Setelah insiden itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu dengan banyak kepala keamanan pada Sabtu sore.

Dalam pertemuan itu, Netanyahu mengatakan,"Israel bertindak secara bertanggung jawab untuk menjaga hukum dan ketertiban di Yerusalem sambil melindungi hak beribadah di tempat-tempat suci."

Baca Juga: Ramai Disebut Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK Setingkat TWK CPNS, BKN Akhirnya Buka Suara

Menteri Pertahanan Benny Gantz, Menteri Keamanan Publik Amir Ohana, Kepala Staf IDF Letjen. Aviv Kohavi, kepala Polisi Israel Kobi Shabtai, kepala Shin Bet Nadav Argaman, kepala Dewan Keamanan Nasional Meir Ben-Shabbat dan beberapa pejabat keamanan lainnya juga hadir.

Polisi Israel melaporkan bahwa "pasukan polisi mulai menggunakan langkah-langkah pengendalian kerusuhan beberapa waktu lalu, dalam upaya untuk memulihkan ketertiban setelah kerusuhan yang terjadi di Temple Mount, di mana ratusan orang mulai melemparkan batu, botol, dan barang-barang lainnya ke arah pasukan kami."

"Kami tidak akan membiarkan gangguan ketertiban, segala bentuk kekerasan dan upaya untuk merugikan petugas saat mengambil keuntungan dari kebebasan beragama dan menggunakannya untuk mempromosikan insiden kekerasan yang melibatkan ratusan jemaah mulai membuat kerusuhan dan melukai petugas polisi," kata sebuah pernyataan polisi yang dirilis setelah polisi berhasil mendapatkan kembali kendali di Temple Mount.

Badan-badan Arab di seluruh Timur Tengah secara luas mengutuk kekerasan polisi Israel selama bentrokan dengan jemaah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5/2021).

Artikel Terkait