Lebih lagi, China ingin memperkuat pengaruhnya di wilayah itu terutama di Laut China Selatan.
"ASEAN adalah satu-satunya aktor kunci di Asia Tenggara yang dapat bekerja dengan China," ujar Muhaimin.
Sementara itu China yakin jika AS atau negara Eropa terapkan sanksi untuk Myanmar, hal itu hanya akan melemahkan Myanmar, sekutunya di Asia Tenggara.
"China masih memerlukan Myanmar dan legitimasi yang diperlukannya melalui ASEAN," jelasnya.
Namun Muhaimin khawatir jika situasi ini akan menaruh ASEAN dalam 'perempatan' antara mengakomodasi kepentingan berpengaruh China di wilayah, memprioritaskan solidaritasnya sebagai organisasi regional atau menemukan solusi efektif terhadap krsisi sehingga stabilitas politik wilayah dan keamanannya dipertahankan.
"Menurutku, ASEAN seharusnya mendengarkan aspirasi dari pihak non-junta di Myanmar, terutama pemerintah oposisi, yang diasingkan oleh rezim militer, atau kelompok pro-demokrasi," ujarnya.
Pada Juli 2019 investasi kumulatif China di Myanmar terhitung sebesar 25% dari investasi asing total Myanmar.
Menurut data Kementerian Perdagangan China itu, total impor dan ekspor antara dua negara hanyalah 11 miliar Dolar tahun 2004 tapi mencapai hampir 168 miliar Dolar pada 11 bulan pertama tahun 2019.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR