Find Us On Social Media :

Dikecam Seluruh Negara Karena Militernya Bunuh Satu per Satu Warga Sipil, Rusia Malah Ingin Perkuat Hubungan Militer dengan Myanmar, Ternyata Demi Tujuan Ini

By Mentari DP, Minggu, 28 Maret 2021 | 07:30 WIB

Bendera Myanmar.

 

Intisari-Online.com - Telah terjadi kudeta militer besar-besaran di Myanmar.

Ini karena pemimpin National League for Democracy (NLD) Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap pihak militer.

Kini, rakyat Myanmar tengah berusaha melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri untuk melawan.

Baca Juga: Rugi Puluhan Triliun Rupiah hingga Bikin Pasukan Amerika Turun Tangan, Terbongkar Asal Usul Terusan Suez, Ternyata Sangat Penting Bagi Kehidupan Manusia di Bumi!

Masalahnya justru nyawa rakyat Myanmar sendiri yang satu per satu berjatuhan.

Di tengah polemik dalam negeri dan kecaman negara-negara asing, Rusia mendadak ingin memperkuat hubungan militer dengan Myanmar.

Dilansir dari reuters.com pada Sabtu (27/3/2021), Rusia ingin memperkuat hubungan militer dengan Myanmar.

Hal itu disampaikan media pemerintah pada hari Jumat kemarin, setelah pertemuan antara pejabat tinggi pertahanan Rusia dan junta militer yang dikutuk oleh negara-negara Barat karena membunuh ratusan pengunjuk rasa sipil.

Diketahui Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, memang bertemu dengan pemimpin junta militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyitaw pada hari Jumat kemarin.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing sendiri adalah aktor di balik kudeta militer.

Baca Juga: Dijajah Pasukan Amerika atau Dikuasai Militan Taliban, Warga Afghanistan Bak Dipaksa Makan Buah Simalakama Terkait Masa Depan, Semua Opsi Seperti Bunuh Diri