Intisari-Online.com - NamaAung San Suu Kyi tidak hanya terkenal di Myanmar, tapi juga di seluruh dunia.
Sebab, duluAung San Suu Kyipernah disebut-sebut sebagai ikon perdamaian dunia.
Bahkan dia mendapat penghargaan Hak Asasi Manusia.
Namun kini karierAung San Suu Kyi seperti peribahasa lama 'bak jatuh tertimpa tangga lagi'.
Setelah memimpin, dunia justru kecewa dengan sikap Aung San Suu Kyi.
Terutama karena sikapnya yang seolah-olah membiarkan genosida terhadap etnis Rohingya terjadi di negara yang dipimpinnya.
Tak hanya itu, diamemenjarakan jurnalis dan membungkam para kritikus.
Sekarang,pemimpin National League for Democracy (NLD) ini menjadi tahanan rumah.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (1/2/2021), kudeta militer telah terjadi ketika tentara Myanmar mengklaim pemilu negara itu - yang diadakan pada November tahun lalu - adalah sebuah kecurangan.
Dalam pemilihan November, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi memenangkan cukup kursi untuk membentuk pemerintahan.
Tapi Suu Kyi ditangkap bersama dengan para pemimpin lainnya beberapa jam yang lalu.
Pemerintahan militer baru bukanlah pertama kalinya negara itu berada di bawah kendali tentaranya sendiri.
Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, diperintah militer sampai reformasi demokrasi dimulai pada 2011, lapor BBC.
Dalam siaran televisi, militer mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengambil kendali negara itu untuk selama sisa tahun 2021.
Kudeta terjadi hanya beberapa jam sebelum partai NLD Suu Kyi dijadwalkan bersidang di parlemen untuk pertama kalinya.
Pihak militer telah meminta agar acara tersebut ditunda.
Menjelang sidang parlemen, saluran telepon ke ibu kota Myanmar Naypyitaw 'tidak dapat dihubungi' dan TV negara tidak mengudara, lapor Reuters.
Selain itu, layanan internet seluler dan telepon juga terganggu.
Myo Nyunt, juru bicara NLD, mengonfirmasi kepada Reuters bahwa para pemimpin partai telah ditahan.
"Saya ingin memberi tahu orang-orangbahwa untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum."
Kekuasaan sekarang dipahami berada di tangan panglima tertinggi Min Aung Hlaing, dan tentara berada di jalanan.
Kudeta tersebut terjadi setelah beberapa hari ketegangan antara mantan pemerintah Myanmar dan militer.
Aung San Suu Kyi adalah putri Jenderal Aung San, yang dipandang sebagai tokoh kemerdekaan Myanmar.
Dia dibunuh tidak lama sebelum Myanmar memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Suu Kyi pernah menantang para jenderal militer Myanmar sebelumnya.
Namun, dia juga menghadapi kritik atas penganiayaan yang meluas di negara itu terhadap komunitas Muslim Rohingya.
Dia secara teknis bukan presiden negara itu, tetapi dia secara luas dipandang sebagai pemimpin 'de facto' negara itu, menurut BBC.
Amerika Serikat (AS) telah mengecam langkah tersebut, memperingatkan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah ini tidak dibatalkan.
Hal itu menurut juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.