Laut China Selatan Kian Memanas, Mendadak Jet Tempur China Melakukan Serangan Rudal ke Kapal Induk Amerika, Benarkah Perang Dunia 3 Dimulai?

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Laut China Selatan bergejolak lagi.

Setelah hampir setahun siaga penuh, ada kabar bahwa China siap lakukan serangan ke Amerika Serikat (AS).

Di manajet tempur China melakukan serangan rudal tiruan pada kapal induk AS.

Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (1/2/2021), insiden itu terjadi di tengah serangan yang dilaporkan ke wilayah udara negara tetangga Taiwan.

Baca Juga: Jor-joran Beri Utang Sana-sini, China Gunakan Trik Licik untuk Beri Pinjaman yang Mustahil Dilunasi oleh Ratusan Negara, Lihat Saja Segini Banyak Utang Dunia pada Negeri Panda

Sebuah sumber dari AS dan intelijen sekutu mengatakan kepada FT bahwa pesawat China tetap lebih dari 250 mil laut dari kapal induk AS dan kapal perang yang menyertainya.

Beijing menganggap Taiwan, yang dibentuk oleh pihak anti-komunis yang kalah dalam perang saudara China 1927-1949, sebagai bagian integral dari wilayahnya.

Namun negara pulau itu adalah sekutu Amerika dan telah memperkuat hubungannya dengan AS selama beberapa tahun terakhir.

Jet tempur China baru-baru ini melakukan dua serangan ke wilayah Taiwan pada tanggal 23 dan 24 Januari 2021.

Baca Juga: Pasukan Militernya Dikenal Mematikan di Medan Perang, Justru Turki Baru Memiliki Senjata Militer Sejuta Umat Ini,Intip Betapa Sangarnya Senjata Ini

Para pengamat menyarankan langkah itu, yang terjadi hanya beberapa hari setelah pelantikan Joe Biden, dirancang untuk menguji presiden AS yang baru.

Serangan pertama terdiri dari 11 pesawat tempur sementara 15 ikut serta dalam serangan kedua.

Kelompok tempur kapal induk Amerika, dibentuk di sekitar USS Theodore Roosevelt, juga berada di daerah tersebut.

Menurut The Times selama satu percakapan serangan antara pilot China dicegat di mana mereka mensimulasikan penembakan rudal anti-kapal ke kapal induk.

Menyusul serangan itu, departemen luar negeri AS berkomentar.

"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan."

Anthony Blinken, menteri luar negeri AS yang baru, menuduh Beijing melakukan "genosida" terhadap minoritas Muslim Uygur di barat China.

Namun Beijing membantahnya.

Pada hari Kamis Wu Qian, juru bicara kementerian pertahanan China, memperingatkan deklarasi resmi kemerdekaan Taiwan akan menyebabkan perang.

Dia menggambarkan tindakan China baru-baru ini sebagai "tanggapan serius terhadap campur tangan eksternal dan provokasi oleh pasukan kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga: Sudah Bersumpah Akan Balas Dendam, Iran Jumawa Sanggup Serang Balik Amerika dengan Senjata Mematikan Ini,Siapkan Pertempuran Skala Besar

"Kami memperingatkan elemen 'kemerdekaan Taiwan'."

"Mereka yang bermain api akan membakar diri mereka sendiri, dan kemerdekaan Taiwan berarti perang."

Pemerintah Beijing juga terlibat dalam perselisihan dengan sejumlah tetangganya atas kendali Laut China Selatan.

Pasukan China telah membangun pangkalan di pulau-pulau, baik alami maupun buatan, di jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Sebagai tanggapan, AS dan kekuatan barat lainnya telah mengirimkan kapal perang untuk patroli "kebebasan navigasi" melalui daerah tersebut.

Beijing juga terjebak dalam sengketa perbatasan yang sengit dengan India, di mana 20 tentara India tewas dalam bentrokan brutal Juni lalu.

Baca Juga: Sok-sokan Pinjamkan Uang demi Jadi Negara Adidaya, Kini China Kena Batunya, Uang Tak Kembali hingga Buat Rakyat ChinaJadi Korban Gegara Ulah Pemerintahannya Sendiri

Artikel Terkait