Find Us On Social Media :

Sok-sokan Pinjamkan Uang demi Jadi Negara Adidaya, Kini China Kena Batunya, Uang Tak Kembali hingga Buat Rakyat China Jadi Korban Gegara Ulah Pemerintahannya Sendiri

By Mentari DP, Minggu, 31 Januari 2021 | 11:40 WIB

Presiden China Xi Jinping.

 

Intisari-Online.com - Ketika virus corona (Covid-19) menyebar ke seluruh dunia, Menteri Luar Negeri Pakistan menelepon mitranya, China, dengan permintaan mendesak.

Dia berkata bahwa ekonomi negara itu sedang bermasalah, dan pemerintah perlu merestrukturisasi miliaran dolar pinjaman China.

Permintaan serupa telah membanjiri Beijing dari Kyrgyzstan, Sri Lanka, dan sejumlah negara Afrika.

Di mana mereka semua meminta untuk merestrukturisasi, menunda pembayaran atau memaafkan puluhan miliar dolar pinjaman yang jatuh tempo tahun ini.

Baca Juga: Hanya Karena Diberi Label Ini oleh PBB, Siapa Sangka Laos Rela Jor-joran Utang ke China sampai Ekonominya Berada di Ambang Kebangkrutan

Dengan setiap permintaan tersebut, dorongan China untuk menjadi bankir terbesar di dunia berkembang menjadi bumerang.

Dilansir dari nytimes.com pada Minggu (31/1/2021), selama dua dekade terakhir ini, China mengeluarkan banyak pinjaman global dan menghujani negara-negara lain dengan ratusan miliar dolar.

Tujuannya untuk memperluas pengaruhnya dan menjadi negara adidaya politik dan ekonomi.

Peminjam lalu memberikan pelabuhan, tambang, dan permata lainnya sebagai jaminan.

Baca Juga: 2 Kapal Amerika Berani Nyelonong Masuk Wilayah Sengketa, Militer Rusia Ungkap Ada Rencana Tersembunyi yang Sedang Dilakukan AS yang Mengincar Laut Ini